Seorang karyawan memantau pergerakan saham di sebuah tablet di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 20 Oktober 2014. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Selain mengantisipasi rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, rilis kinerja emiten tampaknya mulai menjadi perhatian investor. Kinerja Telkom Indonesia (TLKM) yang dinilai berada di bawah ekspektasi membuat sebagian investor melakukan aksi jual pada salah satu saham blue chip tersebut.
Tak ayal, saham TLKM turun 110 poin (3,9 persen) ke level Rp 2.695 per lembar saham, mendorong laju indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali terkoreksi 21 poin (0,4 persen) ke level 5.003. Pertumbuhan laba kuartal ketiga 2014 yang relatif stagnan pada jumlah Rp 11,47 triliun dan biaya pendanaan yang meningkat menjadi Rp 1,33 triliun membuat saham ini kehilangan daya tarik.
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Tiesha Narandha Putri, mengatakan investor memang kembali fokus memperhatikan kinerja emiten sebagai pertimbangan untuk melakukan perdagangan saham. Emiten yang dianggap memiliki kinerja rendah potensial menjadi sasaran aksi jual. “Pasar kian mencermati kinerja emiten,” kata dia.
Tiesha mengatakan investor juga terus mencermati wacana perkembangan kenaikan harga BBM yang diekspektasikan berjumlah Rp 3.000. Pasalnya, nominal angka kenaikan tersebut diprediksi bakal memberatkan beban operasional emiten.