Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, Jumat, 17 Oktober 2014, mengadakan perpisahan dengan para pegawai di kementerian yang dipimpinnya di Jalan Wahidin Raya Nomor 2, Jakarta Pusat. Pada kesempatan tersebut, Dahlan bercerita mengenai awal dirinya menjadi menteri yang membawahkan korporasi pelat merah itu.
"Selama di BUMN, saya tidak pernah memerankan diri menjadi menteri. Saya menempatkan diri sebagai chairman non-excecutive,” kata Dahlan saat ditemui di gedung Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Jumat, 17 Oktober 2014.
Menurut Dahlan, kementerian yang dipimpinnya selama tiga tahun itu berbeda dengan kementerian lainnya karena Kementerian BUMN mengurus korporasi. Selama menjadi Menteri BUMN, dirinya sama sekali tidak pernah duduk di kursi menteri yang berada di lantai 19. (Baca: DahlanIskan Pernah Diancam Anaknya)
Alasannya, Dahlan tidak menempatkan dirinya sebagai menteri. "Saya masih belum bisa menerima bahwa saya ini pejabat pemerintah. Kalau duduk di kursi itu rasanya pejabat," ujar Dahlan. (Baca: DahlanIskan Gunakan Gas untuk Listrik Bali)
Pada hari pertama setelah pelantikan, dia sempat meminta komitmen kepada wakil menteri dan pejabat eselon 1 terkait dengan semangat membuat perubahan sebagai pejabat di Kementerian BUMN. Sebab, rata-rata para pejabat tersebut dulunya aktivis mahasiswa.
Meski menjadi menteri, Dahlan bersyukur karena bisa lebih rajin dan rutin berolahraga di area Monumen Nasional (Monas) setiap pagi. Setelah itu ia baru ke kantor yang lokasinya berada di seberang Monas. Selama itu pula Dahlan menyatakan dirinya kerap menghemat air di rumah karena sering mandi pagi di kantor.
"Saya jadi bisa menghemat air di rumah. Selama mandi di kantor, saya hanya menghabiskan tiga batang sabun mandi dan dua pasta gigi," ucap Dahlan, yang disambut tawa para pejabat dan pegawai Kementerian BUMN.
Dahlan pun tak lupa menyampaikan permohonan maaf kepada pegawai hingga lapisan terbawah. Dia berharap agar mereka tetap bisa mendapatkan uang dan bingkisan pada hari raya. "Mudah-mudahan menteri yang baru bisa melanjutkannya."
Permohonan maaf juga disampaikan kepada para pejabat dan pegawai di Kementerian BUMN bila ada yang sempat merasa jengkel kepadanya selama ini. "Terima kasih sekali lagi. Saya dan istri mohon maaf jika ada kesalahan selama tiga tahun terakhir,” tutur Dahlan.