IPB Bidik Petani Muda yang Akrab Internet

Reporter

Minggu, 12 Oktober 2014 05:08 WIB

Pengelola menjelaskan pola pertanian urban di gerai sayuran lokal non pestisida komunitas Agritektur yang buka setiap dua kali seminggu di Bandung, Jawa Barat, Sabtu 11 Oktober 2014. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO , Jakarta:Institut Pertanian Bogor membidik anak-anak muda menjadi petani. Menurut Direktur Kebijakan Pertanian, Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian, IPB, Suryo Wiyono, saat ini profesi petani tak lagi menarik bagi anak muda. Padahal petani muda diharapkan mampu mengembangkan sektor pertanian dengan menerapkan teknologi pertanian terkini. (Baca : Petani Ingin Pemerintah Tidak Angin-anginan)

Anak-anak muda ini, kata Suryo, akrab dengan teknologi internet dan dilengkapi dengan gadget canggih. "Kami mulai dengan petani muda yang sudah banyak memiliki smartphone, jika ada masalah dengan tanamannya mereka bisa langsung menanyakan lewat jaringan internet ke IPB," kata dia di Bandung, Sabtu 11 Oktober 2014. (Baca : Suswono Setuju Pertanian dan Perikanan Digabung)

Menurut Suryo, pertanian adalah sektor yang menjanjikan jika sokongan teknologinya kuat. Teknologi informasi misalnya bisa dimanfaatkan untuk membantu pekerjaan bertani efisien dengan mengorganisri mekanisasi menanam padi. "Membajak, menanam, dan breeding itu sudah ada teknologi supporting IT, termasuk untuk memudahkan identifikasi masalah penyakit dan tanah," kata dia.

Manager Advokasi dan Jaringan, Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, Said Abdullah mengatakan, berdasarkan data, hanya sedikit anak muda yang tertarik menjadi petani. Berdasarkan hasil Sensus Pertanian Badan Pusat Statistik 2013 terdata 61,86 persen (16,16 juta orang) petani berumur di atas 45 tahun, 26 persen (6,8 juta orang) petani berada di usia 35-44 tahun, dan sisanya hanya 12 persen yang berusia kurang dari 35 tahun. "Ini pekerjaan rumah terbesar untuk mendorong anak muda menjadi petani ke depan," kata dia.

Untuk menarik minat pemuda, tak cukup hanya membuat pekerjaan petani itu keren. Pemerintah dan lembaga akademis perlu juga membuat strategi menjadikan sektor pertanian sebagai penggerak utama pembangunan. Dia mengkritik kebijakan pemerintah di sektor pertanian lewat subsidi pupuk dan benih yang dinilainya tidak tepat.

Di Bandung, sejumlah anak muda sebenarnya sudah menggagas komunitas @gritektur. Mereka rutin menggelar Parapa, atau Pasar Para Petani setiap hari Selasa dan Sabtu di salah satu cafe di Jalan Mataram di Bandung. Penggagas komunitas itu, Ronaldiaz Hartantyo mengatakan, sudah ada 20 petani yang rutin datang ke acara itu berdagang beras, sayur organik, anggrek, kobucha, hingga blueberry.

AHMAD FIKRI

Berita Terpopuler
Prabowo: Saya Jaga Petinggi Koalisi di Penjara
Begini Saduran Wawancara Hashim Djojohadikusumo
Kata Prabowo Soal Wawancara Hashim Djojohadikusumo
AJI Minta Hashim Buktikan jika Ada Berita Keliru
Jadi Biang Walk-Out, Ini Sanksi SBY Buat Nurhayati

Berita terkait

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

3 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

4 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

5 hari lalu

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.

Baca Selengkapnya

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

7 hari lalu

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

9 hari lalu

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.

Baca Selengkapnya

Menantu Jokowi dari Wali Kota Medan Niat Maju ke Pilgub Sumut 2024, Berikut Karier Politik dan Usaha Bobby Nasution

9 hari lalu

Menantu Jokowi dari Wali Kota Medan Niat Maju ke Pilgub Sumut 2024, Berikut Karier Politik dan Usaha Bobby Nasution

Wali Kota Medan, Bobby Nasution akan mengambil formulir Pilgub Sum dari partai-partai, kecuali PDIP. Menantu Jokowi ini lulusan mana?

Baca Selengkapnya

IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

18 hari lalu

IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

AppliedHe menempatkan IPB sebagai universitas terbaik ke-3 se-Asia Tenggara. Mengalahkan UI dan ITB di level lokal.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Bicara Domba, dari Evolusi dan Ras hingga Kondom dan Kloning

18 hari lalu

Guru Besar IPB Bicara Domba, dari Evolusi dan Ras hingga Kondom dan Kloning

Domba disebut pakar ekologi dari IPB ini sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sekaligus salah satu hewan ternak yang unik.

Baca Selengkapnya

IPB Buka Fasilitas Penitipan Hewan Peliharaan, dari Kucing sampai Babi

19 hari lalu

IPB Buka Fasilitas Penitipan Hewan Peliharaan, dari Kucing sampai Babi

Fasilitas milik Rumah Sakit Hewan Pendidikan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University ini diklaim yang terbesar se-ASEAN.

Baca Selengkapnya

Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

23 hari lalu

Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

Setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan curah hujan di Kota Bogor selalu tinggi. Namun bukan hujan pemicu seringnya bencana di wilayah ini.

Baca Selengkapnya