TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) terjun bebas pada sesi pertama perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jumat, 3 Oktober 2014. Padahal, indeks sempat menguat pada pembukaan perdagangan sebelum kemudian melorot cukup jauh. (Baca: DPR Dikuasai Koalisi Prabowo, Indeks Saham Lesu)
Sesaat setelah pembukaan perdagangan, indeks langsung bertengger di posisi 5.009,67, lebih tinggi ketimbang penutupan perdagangan pada Kamis, 2 Oktober 2014, yang berada di level 5.000,8. Indeks bahkan sempat berada di posisi tertinggi 5.024,58.
Namun sekitar pukul 09.30 WIB, indeks merosot tajam dan jatuh ke level 4.980,47. Setelah terjun bebas, IHSG sulit kembali ke level psikologis 5.000. Hingga pukul 10.25 WIB, IHSG masuh berada di level 4.979 atau turun 0,43 persen dibandingkan dengan level pembukaan.
Kepada Tempo, Kepala Periset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan IHSG kemungkinan sedikit mengalami rebound pada sesi penutupan perdagangan. Menurut dia, tidak tertutup kemungkinan indeks saham akan menguat. "Sentimen negatif untuk pasar hari ini tidak terlalu besar," kata dia. (Baca juga: Formasi Pimpinan DPR Mengecewakan Investor)
Kendati demikian, kata Satrio, aksi jual pemodal asing perlu diwaspadai. Hal ini terjadi setelah bursa Hang Seng Hong Kong kembali dibuka setelah dua hari libur. Satrio berharap investor asing tidak menjual saham secara agresif.
Selama net sell pemodal asing tidak menyentuh angka Rp 1 triliun, kata Satrio, indeks masih berada dalam posisi aman. Satrio menyarankan investor membeli saham perbankan dan kontruksi karena bakal mengalami rebound paling cepat. (Baca: Investor Cemaskan Kondisi Politik, Rupiah Merosot)
FERY FIRMANSYAH | ALI HIDAYAT
Berita Terpopuler
Diboikot DPR, 4 Kekuatan Besar Dukung Jokowi
Tim Transisi Jokowi: Peluang Koalisi Tertutup
Anulir UU Pilkada, SBY Teken Perpu
Siapa Ceu Popong, Pemimpin Sidang DPR?
Berita terkait
Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok
1 hari lalu
IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.
Baca SelengkapnyaIHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan
4 hari lalu
IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.
Baca SelengkapnyaIHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia
8 hari lalu
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.
Baca SelengkapnyaIHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5
9 hari lalu
IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka
11 hari lalu
Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.
Baca SelengkapnyaIHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat
11 hari lalu
IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82
11 hari lalu
Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
12 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia
15 hari lalu
SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah
17 hari lalu
Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.
Baca Selengkapnya