'Tol Laut' Butuh Perusahaan Induk Pelabuhan  

Reporter

Editor

Zed abidien

Kamis, 2 Oktober 2014 16:36 WIB

Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan. ANTARA/Reno Esnir

TEMPO.CO, Surabaya - Rencana pembangunan tol laut oleh presiden terpilih, Joko Widodo, membutuhkan dukungan berupa adanya perusahaan induk (holding company) pelabuhan. Hal itu diungkapkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan di sela peluncuran pembentukan holding BUMN perkebunan dan BUMN kehutanan.

"Kalau 'tol laut' dimulai, nanti pelabuhan juga harus dibikin holding, dan itu penting," katanya di gedung PTPN XI, Surabaya, Kamis, 2 Oktober 2014. (Baca: Indonesia Tak Masuk Peta Perdagangan Maritim Dunia)

Keberadaan perusahaan induk pelabuhan dinilai akan memperlancar distribusi barang ke seluruh Indonesia. Penyatuan pelabuhan akan mencakup berbagai sistem pelabuhan yang kini masih beragam. Keberadaan perusahaan induk akan menyeragamkan sistem dalam satu komando.

Konsekuensinya, pelabuhan dari ujung barat hingga timur Nusantara harus memiliki kemampuan yang setara. Juga, harus siap dengan sistem yang kompatibel. "Jangan sampai berbeda-beda. Pelabuhan di Bitung begini, Jakarta begini, lalu bentuk pelayanan pelabuhan di Surabaya berbeda lagi," kata dia. (Baca: Bangun Maritim, Jokowi Anggarkan Rp 60 Triliun)

Dahlan mengakui pembentukan perusahaan induk pelabuhan hanya mungkin dilakukan oleh pemerintahan mendatang. Sebab, sebelumnya, Indonesia telah membuat konsep serupa bernama Pendulum Nusantara. Kementerian BUMN sudah berupaya merintis holding peti kemas setahun yang lalu. "Tapi, kayaknya enggak jalan, tidak berhasil karena ego masing-masing," ungkapnya.

Menurut Dahlan, peti kemas akan menjadi angkutan masa depan. Untuk itu, diperlukan adanya holding pelabuhan, yang sekaligus mencakup di dalamnya peti kemas dan perusahaan pelayaran.

Di tempat terpisah, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Djarwo Surjanto menolak mengomentari wacana tersebut. "Itu bukan wewenang saya. Tanyakan saja ke Kementerian BUMN," kata dia saat acara soft opening Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara. (Baca: Presiden Terpilih Prioritaskan Diplomasi Kelautan)

ARTIKA RACHMI FARMITA

Terpopuler
Pimpinan DPR Dikuasai Pro-Prabowo, Puan: Zalim
Setya Novanto Cs Jadi Pimpinan DPR, PDIP Kalah 2-0
Pemilihan Pimpinan DPR Tergesa-gesa, Fahri Hamzah: Demi Jokowi
SBY Klaim Jokowi Tawarkan Demokrat Bergabung

Berita terkait

KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

25 Februari 2024

KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

Sejak penerapan sanksi administratif di sektor kelautan dan perikanan, KKP menyebut kebijakan tersebut mampu meningkatkan efek jera.

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

27 Januari 2024

Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

Pakar ilmu pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan, Yonvitner dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Baca Selengkapnya

Menteri Trenggono Ungkap Fokus KKP di 2024: Masih Program Ekonomi Biru

11 Januari 2024

Menteri Trenggono Ungkap Fokus KKP di 2024: Masih Program Ekonomi Biru

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan prioritas KKP tahun ini masih fokus pada pelaksanaan program-program berbasis ekonomi biru.

Baca Selengkapnya

Pencapaian Konas Pesisir XI jadi Masukan Perubahan UU Kelautan

28 November 2023

Pencapaian Konas Pesisir XI jadi Masukan Perubahan UU Kelautan

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono membuka Konferensi Nasional XI Pengelolaan Sumber Daya Laut

Baca Selengkapnya

Disentil Ganjar, Apa Kabar Janji Tol Laut Jokowi?

10 November 2023

Disentil Ganjar, Apa Kabar Janji Tol Laut Jokowi?

Bakal calon presiden Ganjar Pranowo mengkritik sektor maritim tanah air.

Baca Selengkapnya

BMKG Ajak Kolaborasi Data Kelautan Dunia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

30 Oktober 2023

BMKG Ajak Kolaborasi Data Kelautan Dunia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

Ketersediaan data dan informasi yang akurat mengenai laut menjadi salah satu bentuk mitigasi dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Jokowi Mau Lanjutkan Hilirisasi ke Sektor Perkebunan hingga Kelautan

24 Oktober 2023

Jokowi Mau Lanjutkan Hilirisasi ke Sektor Perkebunan hingga Kelautan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan progran hilirisasi bakal berlanjut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

22 Oktober 2023

Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran atau Unpad mendirikan komunitas Ocean Young Guards.

Baca Selengkapnya

RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran

20 Juli 2023

RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran

Pemerintah akan menggelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan (Archipelagic and Island States/Ais Forum) pada 10-11 Oktober 2023 di Bali. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Kemenko Marves menyebut, forum tersebut akan menghadirkan delegasi dari 51 negara anggota Ais Forum.

Baca Selengkapnya

Siapa Pasang Pagar di Laut Tangerang? Dinas Perikanan, Kelautan dan Polairud Banten Tak Ada yang Tahu

23 Juni 2023

Siapa Pasang Pagar di Laut Tangerang? Dinas Perikanan, Kelautan dan Polairud Banten Tak Ada yang Tahu

Pagar bambu memagari wilayah laut di peraiaran Kabupaten Tangerang. Memanjang hingga berkilo-kilometer. Tidak ada yang tahu siapa yang pasang.

Baca Selengkapnya