Kementerian Perumahan Rakyat Diusulkan Diubah Statusnya

Reporter

Editor

Selasa, 17 Mei 2005 05:11 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Peserta Musyawarah Daerah Real Estate Indonesia Jawa Timur di Hotel Hyatt Surabaya mengusulkan agar Kementerian Negara Perumahan Rakyat diubah statusnya menjadi Departemen Perumahan Rakyat. Lontaran usulan itu kali pertama disampaikan Ketua Umum REI Lukman Purnomosidi saat menjadi pembicara dalam diskusi bertema Memperkokoh Peran REI dalam Meningkatkan Iklim Usaha Real Estate di Daerah. Dalam diskusi panel itu, Menteri Negara Perumahan Rakyat Muhammad Yusuf Asyari juga menjadi narasumber."Kami harus mendukung perubahan status itu, sehingga nantinya kementerian yang dipimpin Pak Yusuf mendapat anggaran yang lebih besar,"kata Lukman. Menurut Lukman, Kementrian Perumahan Rakyat butuh banyak anggaran untuk disalurkan menjadi subsidi pembangunan rumah sederhana sehat. "Salah satunya untuk pengadaan infratruktur, seperti penyambungan listrik,"katanya. Kalau tidak mendapat subsidi, maka penyambungan listrik di setiap rumah bisa dianggap sebagai hibah. "Dan itu berarti biaya penyambungannya bisa mencapai Rp 1,5 juta sampai Rp 3 juta per unit,"ujar Lukman.Lukman berharap tiga kandidat Ketua REI Jatim mendukung usulan perubahan status Kementerian Negara Perumahan Rakyat menjadi departemen. Pada Musda kali ini, akan dipilih Ketua Umum REI Jatim Periode 2005-2008. Tiga kandidat yang bersaing kuat yakni Sutoto Yakobus, Adri Istambul Lingga Gayo, dan Sonny Wibisono. Karena semua peserta Musda setuju dengan usulan perubahan status Kementerian Perumahan Rakyat, maka mereka kemudian mencetuskan usulan itu Surabaya Message dari Musda ke-10 REI Jatim. Menanggapi usulan itu, Yusuf Asyari menanggapi positif. "Seandainya Kementerian Perumahan Rakyat yang saya pimpin memiliki anggaran besar, saya bisa bicara kepada pengelola infrastrukur seperti listrik dan air dengan lebih percaya diri,"katanya. Dengan posisi sebagai departemen, maka kementeriannya bisa mengajukan dana untuk membangun instalasi baru PLN atau PDAM. "Ini kecil sekali kemungkinannya kalau hanya sebagai kementerian negara,"ujar Yusuf.Menteri Yusuf Asyari menyatakan status kementerian negara tak memungkinkannya untuk mengintervensi langsung keputusan di daerah. "Misalnya, untuk pembangunan rumah susun sewa, kami tak bisa mempengaruhi kebijakan Dinas Kimpraswil daerah. Padahal, rusun itu juga rumah?,"katanya.Selain itu, berada dalam status kementerian negara juga membuat Yusuf tak memiliki anggaran jelas. "Sekarang saja saya tak tahu berapa anggaran kementerian ini. Semua masih menunggu hasil APBN Perubahan,"ujarnya.Raharjo Jojo

Berita terkait

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

1 hari lalu

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

Penghuni rumah dinas Psupiptek Serpong mengaku pernah melaporkan BRIN ke Kejaksaan Agung atas dugaan penyalahgunaan aset negara

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

5 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Pria Bermobil Kepergok Curi Bra Wanita di Perumahan Discovery Bintaro Tangerang Selatan

26 hari lalu

Pria Bermobil Kepergok Curi Bra Wanita di Perumahan Discovery Bintaro Tangerang Selatan

Seorang pria pengendara minibus berwarna putih kepergok mencuri pakaian dalam atau bra milik warga. Aksi tersebut dilakukan di Perumahan Discovery Bintaro.

Baca Selengkapnya

Harga Rumah Naik Terus, Bagaimana Cara Belinya? Simak Tipsnya

34 hari lalu

Harga Rumah Naik Terus, Bagaimana Cara Belinya? Simak Tipsnya

Seperti yang diketahui, kini harga rumah naik terus. Lalu, bagaimana cara membelinya? Simak beberapa tipsnya berikut ini.

Baca Selengkapnya

Dirut BTN Targetkan Laba Bersih Rp 3,8 Triliun pada 2024

42 hari lalu

Dirut BTN Targetkan Laba Bersih Rp 3,8 Triliun pada 2024

BTN mengklaim memperoleh laba pada 2023 sebesar Rp 3,5 triliun dari kehati-hatian penyaluran kredit cost of credit.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Soal Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran: Bagus, tapi Belum Dibahas

49 hari lalu

Basuki Hadimuljono Soal Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran: Bagus, tapi Belum Dibahas

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengaku belum ada pembicaraan soal program tiga juta rumah yang diusung pemerintah baru.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja di SMF Indonesia, Lulusan Hukum dan Akuntansi Bisa Melamar

51 hari lalu

Lowongan Kerja di SMF Indonesia, Lulusan Hukum dan Akuntansi Bisa Melamar

PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Tbk. atau SMF Indonesia membuka lowongan kerja pada bulan ini.

Baca Selengkapnya

Sebut BTN Contoh Bank Sehat dengan Laba Bersih Rp 3,5 Triliun, Erick Thohir Wanti-wanti Ini ke Direksi dan Komisaris

59 hari lalu

Sebut BTN Contoh Bank Sehat dengan Laba Bersih Rp 3,5 Triliun, Erick Thohir Wanti-wanti Ini ke Direksi dan Komisaris

Erick Thohir berharap BTN bisa turut membangun ekosistem pembangunan perumahan yang solutif untuk membantu mengatasi backlog perumahan.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Pemenuhan Perumahan Rakyat

28 Februari 2024

Bamsoet Dorong Pemenuhan Perumahan Rakyat

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, dipercaya menjadi Dewan Pembina Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra).

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pastikan Insentif PPN Pembelian Rumah Rp 5 Miliar Berlanjut Tahun Ini

30 Januari 2024

Sri Mulyani Pastikan Insentif PPN Pembelian Rumah Rp 5 Miliar Berlanjut Tahun Ini

Sri Mulyani mengatakan saat ini Kementerian Keuangan sedang mengurus regulasinya.

Baca Selengkapnya