UU Pilkada Via DPRD Diketok, Rupiah Tersungkur

Reporter

Senin, 29 September 2014 17:37 WIB

Ilustrasi mata uang dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah anjlok tajam 121 poin ke level Rp 12.169 per dolar pada penutupan perdagangan hari ini, Senin, 29 September 2014. Rupiah, bahkan sempat terlempar ke level Rp 12.218 per dolar di sore hari menjelang waktu penutupan.

Posisi rupiah merupakan yang terlemah sepanjang 7 bulan terakhir itu. Berbagai faktor ikut menyulut anjloknya kurs, antara lain, membaiknya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) kuartal II yang berhasil tumbuh sebesar 4,6 persen. (Baca: Penghapusan Pilkada Langsung Tekan Kurs Rupiah)

Analis valuta asing dari PT Monex Investindo Futures, Daru Wibisono, mengatakan prospek pertumbuhan ekonomi AS yang semakin menarik membuat sebagian investor optimistis mengakumulasikan portofolio investasi bernilai dolar. Pasalnya, bagi investor, indeks dolar yang terus menguat tajam membangun ekspektasi potensi profit yang signifikan. “Prospek perekonomian AS yang kian meningkat membuat produk-produk investasi berbasis US dolar semakin diburu,” katanya. (Baca: Rupiah Melemah, BI Intervensi Pasar Uang)

Meskipun demikian, menurut Daru, pelemahan rupiah juga dipengaruhi sentimen politik di dalam negeri. Investor yang kian cemas dengan stabilitas politik dan pemerintahan dalam negeri pasca-pengesahan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah melalui DPRD, untuk sementara enggan mengoleksi aset-aset berdenominasi rupiah. “Polemik UU Pilkada merusak psikologis pasar,” ujarnya.

Menurut Daru, seusai sentimen negatif penaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed) beberapa pekan lalu, rupiah semestinya membutuhkan kehadiran dukungan sentimen positif untuk mampu bergerak menguat. Namun yang terjadi, akibat polemik UU Pilkada, laju rupiah justru semakin terbebani.

MEGEL

Berita Terpopuler

2 Alasan Lucu Soal SBY Gugat UU Pilkada
'SBY Kecewa UU Pilkada, tapi Rakyat Tidak Bodoh'
5 Argumen DPR Soal Pilkada DPRD yang Terbantahkan
Cari Dalang UU Pilkada, SBY Diminta Introspeksi
5 Alasan iPhone 6 Bakal Dianggap Produk Gagal

Berita terkait

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

2 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

5 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

5 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

5 hari lalu

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

6 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

30 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

37 hari lalu

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.

Baca Selengkapnya

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

41 hari lalu

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana meraih suara terbanyak untuk caleg DPRD DKI dalam Pemilu 2024. Di mana dapilnya? Ini profilnya

Baca Selengkapnya