Subsidi BBM Hantui Kurs Rupiah  

Reporter

Rabu, 3 September 2014 06:14 WIB

TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Tekanan dari penguatan dolar Amerika Serikat dan ketidakpastian kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat rupiah kekurangan tenaga untuk menguat. (Baca juga: IHSG Melemah Akibat Kabar Kelangkaan BBM )

Transaksi di pasar uang, Selasa, 2 September 2014, memperlihatkan rupiah melemah 31 poin (0,27 persen) ke level 11.748 per dolar AS. Rupiah bergerak bersama mata uang Asia lainnya yang juga terdepresiasi oleh greenback.

Analis pasar uang dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Reny Eka Putri, mengatakan data-data ekonomi dalam negeri menunjukkan perbaikan, neraca perdagangan mencatat surplus, dan inflasi terkendali. Namun rupiah masih melemah. "Penguatan dolar AS terhadap mata uang utama dunia menghambat laju rupiah," katanya.

Dia menambahkan, data-data ekonomi Amerika yang membaik semakin mengukuhkan dolar sebagai aset paling aman (safe haven). Pemulihan ekonomi membuat pelaku pasar lebih gencar menanamkan dana di Negeri Abang Sam. Selain itu, masih adanya risiko konflik dan ketidakpastian politik di Ukraina dan Timur Tengah akan membuat pelaku pasar cenderung mencari aman dengan memegang dolar. (Baca juga: Surplus Perdagangan Dorong Indeks Harga Saham)

Di sisi lain, menurut Reny, pelaku pasar masih melihat dan menunggu kepastian pencabutan subsidi BBM, apakah akan dinaikkan pada pemerintahan saat ini atau pemerintahan mendatang dan kapan waktunya. Bila sudah ada kepastian soal kenaikan harga BBM, pasar baru akan kembali bereaksi. "Pasar berharap defisit ganda yang dialami Indonesia bisa dikurangi secara bertahap.” (Baca: Ekonomi Lesu, Rupiah Melemah)

Reny optimistis kepastian kenaikan harga BBM akan berdampak positif bagi fundamental ekonomi jangka panjang. Perbaikan fundamental tersebut sangat diperlukan bagi rupiah untuk menghadapi likuiditas dolar yang semakin terbatas seiring dengan pengetatan kebijakan moneter dan rencana kenaikan suku bunga Fed Rate tahun depan.

Hari ini rupiah diperkirakan masih akan bergerak di kisaran 11.680-11.747 per dolar AS. Pelaku pasar akan menanti data ekonomi global teranyar yang dirilis dalam waktu dekat, misalnya, indeks manufaktur AS dan pernyataan bank sentral Eropa yang berkaitan dengan stimulus.

M. AZHAR





Berita Terpopuler
Isi Pertemuan Jokowi dengan Hatta Rajasa

Mengapa SBY Mustahil Jadi Sekjen PBB
Foto Bugil Jennifer Lawrence Asli
Soal Bocoran Kabinet, Ini Kata Jokowi









Advertising
Advertising

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

5 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya