Analis Tak Yakin Bank Patungan BUMN Bisa Bersaing  

Jumat, 22 Agustus 2014 05:45 WIB

Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta: Analis teknis dari PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya, pesimistis bank baru yang didirikan tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat bersaing dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang sudah lebih dulu eksis. Menurut William, bank baru yang akan dibentuk belum memiliki infrastruktur yang memadai untuk bisa seperti BRI.

"Dalam jangka pendek tak bisa menyaingi, tapi setidaknya memberikan sumbangsih bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi," ujar William kepada Tempo, Kamis, 21 Agustus 2014.

Untuk diketahui, tiga BUMN yaitu PT Bank Mandiri Tbk, PT Pos Indonesia, dan PT Taspen membentuk sebuah bank bersama. Bank bersama bernama Bank Sinar Harapan Bali itu akan memperluas akses layanan keuangan bagi masyarakat khususnya bagi usaha mikro kecil dan menengah. Penandatanganan kerja sama antara ketiga direktur utama BUMN dilakukan, Kamis, 21 Agustus 2014, di kantor Taspen, Jakarta.

Analis teknik dari PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, sama pesimistisnya dengan William. Menurut Kiswoyo, BRI adalah bank yang memiliki pengalaman jauh lebih mumpuni dalam penyaluran kredit mikro. BRI dinilai sebagai bank yang bermain di tengah-tengah yaitu di antara corporate dan mikro. "Beda dengan Mandiri yang bermain di level corporate," ujar Kiswoyo. (Baca: Penyaluran KUR Tembus Rp 26,37 Triliun)

Bank Sinar Harapan Bali diprediksi akan sulit mengembangkan program di bidang UMKM lantaran Mandiri tak memiliki pengalaman dalam menyalurkan kredit mikro. "Mandiri pernah mengeluarkan program penyaluran kredit mikro tapi akhirnya babak belur," ujar Kiswoyo. Selain itu, dari segi infrastruktur BRI dianggap jauh lebih baik dibandingkan bank lain di Indonesia.

Menurut William, aspek infrastruktur merupakan hal penting di samping sistem dan jaringan. Apabila mengandalkan manusia untuk menjalankan kredit, kata William, berpotensi merugikan. "Kalau debt collector bermain mata dengan petugas bank, bisa jadi nasabah dirugikan karena dana yang disetor oleh nasabah tak sampai ke bank," ujar Kiswoyo. Oleh karena itu, diperlukan infrastruktur yang baik supaya nasabah dapat langsung berhubungan dengan sistem. (Baca: BRI Tertarik Akuisisi Sekuritas)

DINI PRAMITA

Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi

Berita terpopuler lainnya:
Kiai Pro-Prabowo: Jika Tidak PSU, MK Cacat
Tiga Kader Golkar Gugat Ical Rp 1 Triliun
Candi Borobudur Disebut Jadi Target Teror ISIS

Berita terkait

Erick Thohir Integrasikan Sektor Pupuk dan Pangan dalam Cetak Biru BUMN

15 jam lalu

Erick Thohir Integrasikan Sektor Pupuk dan Pangan dalam Cetak Biru BUMN

Menteri BUMN, Erick Thohir menyiapkan rancangan cetak biru BUMN hingga 2034 Mencakup rencana integrasi sektor pupuk dan pangan

Baca Selengkapnya

Kementerian BUMN Lakukan Perbaikan Keuangan di PT Indofarma Tbk

16 jam lalu

Kementerian BUMN Lakukan Perbaikan Keuangan di PT Indofarma Tbk

Kementerian BUMN melakukan rasionalisasi dan perbaikan terhadap keuangan PT Indofarma Tbk untuk meningkatkan kinerja perusahaan

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

6 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

6 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

7 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

7 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

Pemerintah harus cermat menerapkan strategi, salah satunya melalui diplomasi perdagangan

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

11 hari lalu

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

Wakil Ketua Badan Itelijen Negara (BIN) I Nyoman Cantiasa mengapresiasi acara puncak Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Saka 1946.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

11 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya