RAPBN 2015 Beri Peluang untuk Pemerintahan Baru  

Sabtu, 16 Agustus 2014 06:27 WIB

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato kenegaraan dalam sidang bersama DPR - DPD RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 15 Agustus 2014. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015 disusun sebagai baseline budget. Artinya, anggaran disusun hanya dengan memperhitungkan kebutuhan pokok penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

"Hal ini dilakukan tidak lain tidak bukan karena pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ingin memberi keleluasaan sebesar-besarnya pada pemerintah baru untuk melakukan perubahan atau koreksi terhadap APBN yang disesuaikan dengan visi dan misi pemerintahan tersebut," kata Chairul saat menggelar konferensi pers bersama kementerian bidang terkait di gedung Direktorat Pajak, Jumat, 15 Agustus 2014. (Baca: 2015, Pendapatan Negara Ditargetkan Rp 1.762, 3 T)

Asumsi dasar makro yang digunakan dalam APBN 2015 di antaranya pertumbuhan ekonomi 5,6 persen, inflasi 4,4 persen, suku bunga SPN 3 bulan 6,2 persen, rerata nilai tukar rupiah Rp 11.900 per dolar Amerika Serikat, harga minyak mentah Indonesia (ICP) US$ 105 per barel, dan lifting minyak mentah 845 ribu barel per hari serta lifting gas bumi 1.248 ribu barel setara minyak per hari.

Sebelumnya, anggota Tim Pemenangan Nasional Joko Widodo- Jusuf Kalla, Eva Kusuma Sundari, mengatakan, ketika sudah resmi memerintah, Jokowi terpaksa melaksanakan sebagian besar program tak berdasarkan visi misi. Musababnya, ada beberapa perbedaan paradigma antara RAPBN 2015 yang dibacakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan visi-misi Jokowi. (Baca: Program Jokowi yang Harus Ada di RAPBN 2015)

Pengembangan ekonomi maritim adalah salah satu hal yang tak disebut sama sekali oleh SBY. "Kelihatan sekali, laut belum jadi perhatian SBY," kata Eva saat dihubungi, Jumat, 15 Agustus 2014.

Memang sudah ada komitmen moral yang baik dari SBY dengan memberi ruang kepada Jokowi, yaitu menaikkan anggaran pembangunan infrastruktur. Namun, kata Eva, skema kenaikan mungkin tak sesuai dengan program Jokowi karena SBY menggunakan MP3EI.

Adapun Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar menyebutkan revisi pada RAPBN 2015 pasti akan dilakukan Jokowi-Kalla. "Tapi saya kira semua bisa dilanjutkan. Tinggal kristalisasi, kemudian titik-titik konsentrasinya diperkuat. Itu saja," katanya. (Baca: Investor Yakin Jokowi Bakal Ubah RAPBN 2015)

AISHA SHAIDRA | TRI ARTINING PUTRI | FAIZ NASHRILLAH





Terpopuler:
Chatib: Siapa Pun Presidennya, Naikkan Harga BBM

Pemerintahan Jokowi Didesak Berantas Mafia Migas

Nilai Kopi Ditentukan Keunikan dan Cita Rasa

Bertransaksi Non-Tunai, Ini Keuntungannya

Anggaran Desa Dipastikan Masuk di APBN 2015

Berita terkait

SKK Migas Sebut akan Terus Mengawasi Komitmen Kerja Pasti Medco Energi di Blok Corridor

23 jam lalu

SKK Migas Sebut akan Terus Mengawasi Komitmen Kerja Pasti Medco Energi di Blok Corridor

SKK Migas akan terus memantau pelaksanaan komitmen kerja pasti di Blok Corridor yang dikelola PT Medco Energi International Tbk. (MEDC),

Baca Selengkapnya

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

1 hari lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

2 hari lalu

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

Ekonom senior Faisal Basri memprediksi dua sumber anggaran yang kemungkinan dapat dialihkan untuk mendanai makan siang gratis

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

3 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

4 hari lalu

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

Pemerintah menetapkan 16 PSN baru pada 2024 yang akan diteruskan pemerintahan Prabowo-Gibran. Sektor apa yang akan mendominasi?

Baca Selengkapnya

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

4 hari lalu

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

Chatib Basri menilai konflik yang terus-menerus di Timur Tengah berpotensi membuat defisit APBN hingga Rp 300 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

4 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

Sri Mulyani mengungkapkan pertemuannya dengan SBY membahas berbagai hal

Baca Selengkapnya

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

5 hari lalu

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

Wacana penambahan kementerian di pemerintahan Prabowo berpotensi membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)

Baca Selengkapnya

Apindo Usul Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat dan Perkotaan, Pengamat: Bikin Birokrasi Panjang, Bebani APBN

5 hari lalu

Apindo Usul Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat dan Perkotaan, Pengamat: Bikin Birokrasi Panjang, Bebani APBN

Pengamat kebijakan publik Univesitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan tidak ada urgensi pembentukan Kementerian Perumahan Rakyat dan Perkotaan dalam pemerintah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

Baca Selengkapnya

Pemerintah Berencana Salurkan Makan Siang Gratis 3-5 kali Sepekan, Ekonom: Bisa Bebani APBN

5 hari lalu

Pemerintah Berencana Salurkan Makan Siang Gratis 3-5 kali Sepekan, Ekonom: Bisa Bebani APBN

Ekonom menaksir beban anggaran pemberian makan siang gratis beserta susu setara 4-5 persen belanja pemerintah pusat pada APBN 2025

Baca Selengkapnya