TEMPO.CO, Jakarta: Pasar modal Indonesia ditantang untuk meningkatkan peran dan minat masyarakat Indonesia dalam hal kepemilikan saham di pasar modal. Hal itu merupakan harapan beberapa analis terhadap pasar modal Indonesia yang Kamis, 14 Agustus 2014, ini menginjak umur 37 tahun.
"Ke depan, harus meningkatkan upayakan sosialisi pasar modal Indonesia ke masyarakat," kata analis dari PT Trust Securities Reza Priyambada saat dihubungi Tempo, Kamis, 14 Agustus 2014.
Menurut Reza, masyarakat harus diberitahu informasi sedetail mungkin mengenai pasar saham, "Bisa dilakukan acara di mal dengan target masyarakat luas," kata dia.
Senada, analis dari PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo, mengatakan pasar modal Indonesia sudah membuka gerbang investasi bagi para pemula. Namun, kebanyakan dari mereka adalah yang orang tuanya punya uang lebih. "Harus dipikirkan lagi bagaimana mereka yang punya modal kecil," kata dia.
Adapun analis dari PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, juga meminta agar pasar modal Indonesia meningkatkan sosialisasinya. "Itu untuk menambah investor," kata dia.
Menurut Kiswoyo, walaupun slot saham dikurangi dari 500 menjadi 100 lembar saham saja, minat masyarakat ke pasar modal tetap belum tinggi. "Harus dipikirkan cara-cara baru sosialiasi," kata dia.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.