Neraca Perdagangan Juni Defisit US$ 305,1 Juta  

Reporter

Senin, 4 Agustus 2014 13:05 WIB

TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik menyatakan neraca perdagangan pada Juni mengalami defisit sebesar US$ 305,1 juta. Kinerja perdagangan selama Juni mengalami penurunan dibandingkan dengan neraca perdagangan pada Mei lalu yang surplus sebesar US$ 69,9 juta. Namun, secara volume masih menunjukkan surplus sebesar 32,2 juta ton.

"Volume masih meningkat, artinya demand terhadap komoditas yang kita hasilkan cukup tinggi," kata Kepala BPS Suryamin di kantornya, Jakarta, Senin, 4 Agustus 2014. Menurunnya kinerja perdagangan ini salah satunya didorong oleh kinerja ekspor yang masih lebih rendah dibanding impor. (Lihat pula: Bank Dunia Pangkas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI)

Pada Juni, ekspor mencapai US$ 15,42 miliar. Namun sebenarnya realisasi ini meningkat 4,45 persen dibandingkan dengan Juni 2013 sebesar US$ 14,75 miliar. Pada Mei, nilai ekspor mencapai US$ 14,38 miliar.

Kinerja impor, kata Suryamin, memang meningkat cukup signifikan. Sebab, ada peningkatan permintaan untuk barang-barang tekstil dan makanan untuk memenuhi kebutuhan Lebaran.

Pada Juni 2014, impor mencapai US$ 15,72 miliar. Realisasi ini meningkat sebesar 0,54 persen dibandingkan dengan Juni 2013 sebesar US$ 15,64 miliar. Sedangkan dibanding Mei, impor naik 6,44 persen. (Baca: Program Jokowi yang Harus Ada di RAPBN 2015).

Sebelumnya, Bank Indonesia memperkirakan neraca perdagangan Juni defisit US$ 300 juta. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan menurunnya kinerja perdagangan ini disebabkan masih tingginya impor minyak sekaligus penurunan permintaan nonmigas. "Komoditas nonmineral sudah membaik, khususnya tekstil, benang, otomotif, kemudian baja dan produk kimia. Akan tetapi, defisit migasnya besar," ujarnya.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan pada Juni lalu neraca perdagangan sangat berat terdongkrak. "Tapi kalaupun defisit kecil," katanya Jumat pekan lalu. Menurut Bayu, kinerja perdagangan di luar sektor migas bisa mencapai surplus. "Kita tinggal memperbesar perdagangan nonmigas saja," ujarnya.

Secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia Januari-Mei 2014 masih tercatat defisit sebesar US$ 0,82 miliar, terdiri atas surplus nonmigas US$ 4,7 miliar dan defisit migas US$ 5,5 miliar.

AYU PRIMA SANDI

Terpopuler
Komedian Mamiek Meninggal
Bagaimana ISIS Masuk Indonesia?
NasDem Sepakat Jabatan Menteri Bukan Petinggi Partai

Berita terkait

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

3 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

5 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

5 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

5 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

5 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

6 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

6 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

6 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya