Seorang anak tertidur diatas pangkuan keluarganya saat menaiki becak motor terbuka di Jalan lintas sumatera Medan-Aceh di Nangro Aceh Darussalam, (10/8). Tanpa menghiraukan keselamatan, becak motor ini menjadi alat transportasi untuk berlibur. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO , Jakarta:Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Carmelita Hartoto menilai tak semua ruas tol trans Sumatera akan mengundang investor. Dari empat ruas yang direncanaka, hanya ruas Medan-Binjai dan Pekanbaru-Dumai yang dinilai padat secara ekonomi.
"Dua rute itu memang padat secara ekonomi, dari dulu sudah ditawarkan ke investor,"kata Carmelita yang dihubungi Tempo pada Ahad, 13 Juli 2014. Sementara ruas sisanya yakni Bakauheni-Lampung dan Palembang-Indralaya dinilai tak menarik buat investor. (baca:Proyek TransSumatera Dimulai 9 Oktober 2014 )
Carmelita mencontohkan, rute Pekanbaru-Dumai diperlukan karena akan mempercepat jalur distribusi dibanding dengan menggunakan moda transportasi laut. Transportasi darat melalui tol dinilai Carmelita lebih efisien karena masing menggunakan bahan bakar minyak bersubsidi. Selain itu, bila menggunakan kapal, tarif di pelabuhan cenderung lebih mahal dan muatan kapal laut belum berimbang.
Namun, tidak semua ruas membutuhkan jalur darat. Secara umum, Carmelita mengatakan distribusi barang tetap lebih murah dengan menggunakan moda transportasi laut. (baca: Asosiasi Logistik Tolak Proyek Trans-Sumatera)
Kehadiran tol trans Sumatera, menurut dia, akan memperlancar mobilisasi barang di kawasan Sumatera dan memperbaiki biaya logistik. "Meski demikian, saya kira dampaknya bagi industri tidak signifikan," kata Carmelita lagi.
Ruas tol trans Sumatera direncanakan akan mulai dibangun pada 9 Oktober mendatang. Tol ini nantinya akan saling terintegrasi dan menyambungkan Pulau Sumatera dari Aceh hingga Lampung.