TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga riset asal Jepang, Nomura, memprediksi pasangan calon presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla akan mengungguli Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dalam pemilihan presiden, Rabu, 9 Juli 2014. Perkiraan ini diperoleh berdasarkan riset yang digelar terhadap investor global.
Sebanyak 90 persen responden berharap Jokowi akan terpilih sebagai presiden. Perolehan suara Jokowi diprediksi akan unggul 8,5 persen dibandingkan Prabowo.
Perbedaan perolehan suara antara Jokowi dan Prabowo itu, menurut Nomura, kian lebar. Sebelumnya, berdasarkan hasil polling terakhir, perbedaan suara antara kedua calon tersebut hanya 3,5 persen. "Bagaimana pun dalam hasil polling, perbedaan suara kedua pasangan kian lebar," demikian hasil riset Nomura.
Nomura juga menyatakan akibat ketatnya persaingan dua kubu, hasil pemilu tak bisa diprediksi. Hal ini menimbulkan kekecewaan investor. (Baca: Kata Astrolog, Jokowi Jadi Presiden pada 9 Juli)
Persepsi pasar terhadap Prabowo juga negatif. Pemerintahan Prabowo dinilai akan menelurkan kebijakan nasionalisasi yang drastis. Hal ini berbeda dengan Jokowi, meski ia juga menyatakan akan mengutamakan perusahaan lokal.
Kemenangan pasangan Jokowi-JK, juga diperkirakan akan mendorong penguatan kurs rupiah terhadap dolar AS. Sebaliknya, bila Prabowo yang terpilih sebagai presiden, kurs rupiah diperkirakan bakal melemah.
Nomura bukan satu-satunya lembaga riset yang membuat penelitian tentang pemilihan presiden. Sebelumnya, Morgan Stanley melansir survei bertajuk "Strategi dan Ekonomi Indonesia dalam Putaran Pemilu". Rilis yang dikeluarkan pada 26 Juni lalu itu menyebutkan kedua calon presiden memiliki visi-misi yang cenderung sama. Namun, menurut Deyi Tan, peneliti Morgan Stanley, Joko Widodo dinilai lebih reformis. Dengan begitu, Indonesia bisa melakukan reformasi struktural untuk mengatasi pengaruh eksternal. Misalnya, dengan meningkatkan daya saing sektor non-komoditas. (Baca: Analis: Jokowi Realistis Patok Target Ekonomi)
Untuk nilai tukar, Morgan Stanley memprediksi reaksi awal pasar akan positif jika Jokowi yang terpilih. Sebaliknya, kemenangan Prabowo ada kemungkinan menciptakan arus modal keluar yang cukup memperlemah rupiah hingga melampaui 12.300 per dolar Amerika Serikat.
Sebelumnya, hasil survei Deutsche Bank yang dikumandangkan pada 9 Juni lalu menyatakan jika Prabowo menang, 56 persen dari investor yang disurvei akan menjual aset Indonesia. Adapun 13 persen lainnya melakukan transaksi sebaliknya. Situasi itu berkebalikan bila yang terpilih adalah Joko Widodo. Sebanyak 74 persen investor menyatakan akan memborong aset Indonesia, hanya 6 persen yang akan melepas asetnya.
Deutsche Bank juga menyebutkan pemerintahan Indonesia yang baru akan menentukan keputusan investasi di Indonesia. Hal itu disetujui oleh 87 persen dari 70 investor yang disurvei pada Mei-Juni 2014. Bila benar, arus dana masuk ke Indonesia yang rata-rata US$ 11,4 miliar dalam lima tahun terakhir berpotensi keluar jika hasil pemilihan presiden mengecewakan.
CANTIKA BELLIANDARA | DEWI RINA
Berita lainnya:
Bos Lion Air Incar Proyek Kereta Ekspres Bandara
Cedera Neymar Bukan karena Ditabrak Zuniga
Kereta Super Cepat Bandung-Jakarta Segera Dibangun
Berita terkait
Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?
2 jam lalu
Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?
Baca SelengkapnyaTimnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea
4 jam lalu
Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.
Baca SelengkapnyaSekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati
14 jam lalu
Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem
15 jam lalu
Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.
Baca SelengkapnyaJokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti
16 jam lalu
Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,
Baca SelengkapnyaMembedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru
20 jam lalu
Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.
Baca SelengkapnyaRelawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres
21 jam lalu
Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.
Baca SelengkapnyaRespons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo
1 hari lalu
Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaSorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?
1 hari lalu
Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?
Baca SelengkapnyaKetahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa
1 hari lalu
Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?
Baca Selengkapnya