TEMPO.CO, Surabaya - Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur merilis angka inflasi Juni 2014 sebesar 0,36 persen, lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 0,43 persen. Bahan makanan memiliki andil paling besar terhadap angka inflasi tersebut, yakni 0,19 persen.
Kepala BPS Jatim M. Sairi Hasbullah menyebut bawang merah sebagai penyumbang inflasi tertinggi, yaitu 0,0723 persen. Disusul telur ayam sebesar 0,0624 persen, daging ayam ras (0,0502 persen), bawang putih (0,0352 persen), dan tomat sayur (0,0131 persen). "Ini artinya masih ada tantangan bagi Tim Pengawasan dan Pengendali Inflasi Daerah (TPID) agar lebih baik lagi ke depan," ujar Sairi. (Baca: Ramadhan, Inflasi Juni Bakal Tembus 0,4 Persen)
Menjelang Ramadhan, harga bahan makanan merangkak naik, terutama bawang merah dan bawang putih. Menurut Sairi, hal itu terjadi karena turunnya produksi bawang, padahal permintaan sedang meningkat. "Permintaan tinggi, tapi produksi menurun, sehingga tidak mampu memberikan pasokan yang cukup di pasar," tuturnya.
Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi 0,26 persen. Kelompok ini mempengaruhi inflasi 0,06 persen. Sedangkan kenaikan tarif dasar listrik per 1 Juli 2014, kata Sairi, tak berpengaruh signifikan.
Laju inflasi tahun kalender (Desember 2013-Juni 2014) Jawa Timur mencapai 2,16 persen. Sedangkan inflasi year-on-year (Juni 2014 terhadap Juni 2013) Jawa Timur tercatat 6,66 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi (year-on-year) bulan Mei 2014 sebesar 7,04 persen, 6,75 persen pada April, 7,03 persen di Februari, dan 7,65 persen untuk Januari.
ARTIKA RACHMI FARMITA
Terpopuler
Politikus Ini Masih Sakit Hati kepada Demokrat
Buruh Prabowo Tagih Tunggakan 6 Bulan Gaji
Gunung Sinabung Meletus, Tidak Ada Korban Jiwa
Manusia Takut Pada Sesuatu yang Mendekat