Sejumlah karyawan PT Djakarta LLoyd berunjukrasa di depan Istana Negara, Jakarta (25/6). Mereka menuntut pemerintah membenahi manajemen Djakarta Lyod. Foto: ANTARA/Ujang Zaeani
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Djakarta Lloyd Arham S. Torik meminta PT PLN menambah proyek kerja untuk perusahaannya. "Menurut saya, Pak Helmi Najamudin (Kepala Divisi Batubara PT PLN) seperti manusia setengah dewa dan layak masuk surga. Tapi, kalau mau masuk surga lebih cepat lagi, tambahin proyeknya dong, Pak," ujarnya dalam public expose di Jakarta, Kamis, 26 Juni 2014.
Djakarta Lloyd dapat kembali bangkit dari kebangkrutan setelah PT PLN memberikan tender berupa proyek pengangkutan batu bara. Proyek itu dikerjakan selama 15 tahun dengan volume angkut 1 juta metrik ton per tahun senilai Rp 200 miliar.
Saat ini proyek sedang dalam proses peningkatan menjadi 2,5 juta metrik ton per tahun. Namun, hingga saat ini, mitra kerja Djakarta Lloyd hanya PT PLN. "Ada rencana untuk menambah mitra selain PLN. Kami sedang berkomunikasi dengan beberapa BUMN lain," tutur Arham
Djakarta Lloyd sempat mengalami kebangkrutan pada 2008 dan meninggalkan utang Rp 1,3 triliun. Namun, sejak diberlakukan persetujuan perdamaian dengan kreditor, penyelesaian disepakati untuk diangsur selama 18 tahun dengan masa tenggang lima tahun tanpa bunga. Selain itu, perusahaan juga memperoleh haircut atau pemotongan utang 32,5 persen.