Nelayan Ini Ciptakan Alat Konversi BBM ke Gas

Kamis, 19 Juni 2014 04:03 WIB

Seorang nelayan mengecek lampu kapal di Muara Baru, Jakarta Utara, Jumat 8 Mei 2012. Nelayan di jakarta Utara mengeluhkan sulitnya mendapatkan Bahan Bakar Minyak berjenis solar karena adanya Pembatasan dari SPBU untuk membeli Solar dengan menggunakan Jerigen. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO , Jakarta: Ada secercah harapan untuk bisa menekan terus membesarnya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri. Salah satunya berasal dari Amir Suwarno, nelayan yang berasal dari Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Ia menciptakan alat mengkonversi BBM ke bahan bakar gas untuk keperluan nelayan. “Tujuannya ialah mencari energi alternatif yang murah dan efisien bagi nelayan yang kemampuan ekonominya sangat terbatas,” ujar Amir seusai diskusi Indonesia Green Award di Hotel Indonesia Kempinsky, Rabu, 18 Juni 2014.

Amin mengaku bahwa ide menciptakan alat tersebut dilatarbelakangi oleh kesulitan nelayan memperoleh solar untuk kepentingan berlayar. “Masalah itu menjadi penyakit tahunan yang dihadapi nelayan skala kecil di Kabupaten Kubu Raya,” tuturnya. (Baca: Italia Batal Investasi Converter Kit)

Sebab, kondisi geografis daerahnya sering kali menghadapi ancaman angin kencang pada periode Oktober-Januari setiap tahunnya. Walhasil, jadwal distribusi BBM kerap terganggu.

Selain itu, kata Amin, jalur distribusi bahan bakar minyak di Kalimantan selama ini mengandalkan Sungai Kapuas. Sehingga bila di musim kemarau ada kapal kandas atau karam dipastikan pengiriman minyak ke Kabupaten Kubu Raya juga terganggu. (Baca: Produsen Otomotif Wajib Buat Mobil Dual Fuel)

Dilatarbelakangi oleh faktor tersebut, Amin kemudian menciptakan alat konverter yang dinamainya ABG yang merupakan singkatan dari Amin Bensin Gas. Alat ini memungkinkan mesin kapal nelayan menjadi engine dual fuel sehingga memanfaatkan gas dan solar secara bergantian ketika melaut. Amin mengklaim alat buatannya itu tak akan mengganggu kinerja kapal.

Dari aspek ekonomis, menurut dia, penggunaan konverter mampu menghemat penggunaan bahan bakar hingga lima kali lipat. Dalam hitungannya, pengunaan satu liter solar hanya berbanding dengan 240 gram gas. Artinya, bila nelayan melaut dengan menggunakan seliter solar seharga Rp 5.500, maka ketika memasang alat ABG di mesinnya, kebutuhan solar bisa turun menjadi Rp 1.100 saja per liter.

Atas hasil karyanya ini, sudah banyak perusahaan dari luar negeri untuk membeli hak ciptanya dengan harga tinggi. “Tapi saya tolak dengan tegas karena niat saya menciptakan ABG ialah memberdayakan nelayan kecil yang menjadi bagian dari hidup saya selama ini,” tuturnya.

RAYMUNDUS RIKANG R.W

Berita terpopuler:
Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 3.300 Triliun

Urus Pengembang Nakal, Kemenpera Gaet Polisi

15 Mal Jakarta Gelar Midnight Sale di Akhir Pekan

191 Pengembang Nakal Dilaporkan ke Polisi

Berita terkait

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

4 September 2022

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

Kenaikan harga BBM tak menyurutkan rencana perseroan membatasi penyaluran Pertalite dan Solar agar tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

11 Mei 2017

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

Pertamina Balikpapan akan menambah kuota BBM selama puasa sebesar 7 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

5 Januari 2017

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

Presiden Joko Widodo mengingatkan separuh dari kebutuhan BBM dalam negeri dipenuhi dari impor.

Baca Selengkapnya

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

25 November 2016

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

Pemerintah menunjuk badan usaha penyalur bahan bakar minyak (BBM) tertentu dan penugasan 2017.

Baca Selengkapnya

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

30 September 2016

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

Pemerintah belum bisa mewujudkan rencana penghapusan bahan bakar minyak jenis Premium kendati masyarakat mulai beralih dari Premium.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

6 Mei 2016

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

Pertamina memproyeksikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi mengalami kenaikan sekitar 10 persen saat libur panjang.

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

3 Februari 2016

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

Pemerintah akan melihat aspek untung-rugi menghapus Premium.

Baca Selengkapnya

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

25 Juni 2015

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

Pertalite sudah disetujui DPR untuk dipasarkan.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

16 Juni 2015

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

Dalam kondisi normal, konsumsi Premium rata-rata 76.258 kiloliter per hari.

Baca Selengkapnya

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

22 April 2015

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

Emisi karbon Pertalite di bawah Premium.

Baca Selengkapnya