Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). ANTARA/Puspa Perwitasari
TEMPO.CO, Jakarta - Reza Priyambada, Kepala Riset PT Trust Securities, menyatakan indeks harga saham gabungan akan bergerak variatif.
"Diharapkan dukungan daya beli masih bisa bertahan untuk membantu IHSG kembali ke zona hijau," ujarnya kepada Tempo, Rabu, 11 Juni 2014. (Baca juga: Piala Dunia, Investor Saham Beralih ke Judi Bola)
Dia juga mengatakan harus ada kewaspadaan terhadap potensi pembalikan arah jika indeks mulai terganggu oleh indeks negatif laju bursa saham global. IHSG pada perdagangan Kamis, 12 Juni 2014, diperkirakan berada pada rentang support 4.935-4.961, dan resisten 4.978-4.988.
IHSG pada perdagangan sebelumnya berakhir di zona hijau dengan level indeks 4.971. Volume perdagangan tercatat turun, sementara nilai transaksi naik. Meski indeks menghijau, Reza Priyambada melihat laju IHSG sedang dalam bad mood. "Terlihat indeks sempat beberapa kali berada di zona merah, dan malas untuk bangkit," tuturnya.
Kemalasan tersebut juga lantaran nilai rupiah yang melemah menjelang rilisan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, meski akhirnya rupiah bisa kembali menguat.
Laju bursa saham Asia yang bergerak variatif juga berpengaruh terhadap IHSG. Bursa saham Cina melemah akibat penurunan saham-saham telekomunikasi sehingga mempengaruhi bursa saham Amerika Serikat. "Untungnya saham-saham big capital menguat, sehingga IHSG bisa merangkak naik," kata Reza Priyambada.
Adapun laju bursa saham Eropa juga mengkonfirmasikan pelemahan dengan adanya respons negatif terhadap penilaian Bank Dunia yang akan memangkas outlook pertumbuhan ekonomi global. Selain itu, jumlah klaim pengangguran Inggris yang dibarengi dengan penurunan penghasilan rata-ratanya menambah sentimen negatif untuk IHSG.