Pemandangan gedung-gedung bertingkat di kawasan Jakarta usai hujan (8/1). Target pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6,4-6,9 persen pada tahun 2014 dinilai realistis. Hal ini terkait dengan kondisi ketidakstabilan global yang masih akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO,Jakarta - Analis pasar modal dari PT Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan visi dan misi yang dikemukakan oleh calon presiden Prabowo Subianto cukup bagus. Salah satunya soal mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen. "Nah, tapi ini gimana caranya kan belum jelas. Apalagi lembaga tinggi dunia hanya memprediksi 5,3 persen," katanya saat dihubungi Tempo, Selasa, 27 Mei 2014.
Dikatakan Reza, para pelaku pasar menunggu calon presiden yang dapat mengimplementasikan secara riil visi-misi yang disampaikan. Sebab, kata dia, kelemahan pemerintahan pada saat ini adalah kurang cepat mengambil keputusan, terutama perihal sektor ekonomi. "Masih suka terhambat, padahal bagus," ujar Reza.
Dia menilai visi-misi Joko Widodo lebih realistis daripada Prabowo. Salah satu misi Jokowi adalah mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. (Baca juga: Kadin: Konsep Ekonomi Jokowi-JK Lebih Realistis)
"Pasar sempat merespons positif tentang pemberitaan Jokowi. Tapi sayangnya pasar overconfident, sehingga pengaruhnya ke indeks harga saham gabungan tidak bertahan lama," ujarnya.
Juru bicara PT Ramayana Lestari Tbk (RALS), Setyadi Surya, berpendapat serupa. Menurut dia, salah satu misi Prabowo yakni menasionalisasikan bisnis di Indonesia akan menjadi ketakutan bagi para pengusaha. Sebab, hal ini akan menghambat pergerakan ekonomi Indonesia secara global.
"Sebenarnya Prabowo lebih disiplin, tapi itu yang jadi ketakukan kami sebagai pengusaha," ujar Setyadi.