Gevernor Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo meminta perusahaan-perusahaan badan usaha milik negara segera melakukan hedging (lindung nilai). Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya tekanan arus dana asing dari hasil devisa dan volatilitas nilai tukar rupiah pada kuartal kedua tahun ini.
“Hedging yang diberikan penekanan oleh pemerintah selama ini belum digunakan secara memadai. Saya harapkan perusahaan di Indonesia, khususnya BUMN, segera melakukan hedging,” kata Agus setelah menghadiri sidang kabinet di gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa, 29 April 2014.
Ia menjelaskan, implementasi pelaksanaan hedging merupakan perkerjaan rumah yang harus segera diselesaikan karena sudah menjadi inisiatif kesepakatan bersama untuk dijalankan. “Harus sama-sama dijaga agar defisit tidak seperti 2014. Maka, harus dilakukan hedging,” ujarnya.
Agus juga meminta Menteri Keuangan segera mengeluarkan kebijakan repatriasi profit agar mendorong perusahaan asing tidak membawa kabur keuntungannya ke luar negeri dan menanamkannya kembali di Indonesia. Karena itu, ia berharap kebijakan tersebut segera dikeluarkan agar membantu menekan ancaman pelebaran defisit transaksi berjalan pada kuartal kedua.
Menanggapi hal itu, Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri memastikan kebijakan repatriasi profit dengan memberikan insentif bagi perusahaan asing untuk menanam kembali modalnya di Indonesia akan keluar awal kuartal kedua 2014. “Saya setuju harus dipercepat. Ini sedang kami selesaikan dan triwulan II keluar,” ujarnya.
BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen
4 hari lalu
BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen
Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen