TEMPO.CO, Jakarta - Penetapan status tersangka terhadap Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Poernomo dalam kaitan dengan pembayaran pajak PT Bank Central Asia Tbk memberi dampak buruk bagi saham emiten tersebut. Dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia kemarin, nilai saham emiten berkode BBCA itu turun 125 poin (1,12 persen) menjadi Rp 11.050 per lembar.
Penurunan tersebut bertolak belakang dengan kenaikan harga saham emiten bank berkapitalisasi besar, seperti PT Bank BRI Tbk yang naik 150 poin (1,49 persen) menjadi Rp 10.200 dan PT Bank Mandiri Tbk yang naik 25 poin (0,25 persen) menjadi Rp 9.850. Saham BCA yang berpindah tangan sebanyak 226.074 lot atau jauh di atas rata-rata tiga bulan sebanyak 168.966 lot. (Baca:Efek Kasus Hadi, Saham BCA Turun 150 poin)
Analis dari PT Recapital Securities, Agustini Hamid, memperkirakan terungkapnya kasus pajak BCA bakal menggerus kepercayaan pelaku pasar atas emiten bank. Jadi, tak mengherankan jika pelaku pasar mengurangi kepemilikan saham pada bank itu. “Publik mulai mencemaskan integritas dan manajemen risiko yang dimiliki BCA,” ujarnya, Selasa, 22 April 2014.
Dia mengimbuhkan, sebelum muncul kejelasan informasi kepada publik, saham BCA diperkirakan masih akan terus melanjutkan koreksi. Persepsi yang sedang memburuk menjadi faktor utama yang membuat pelaku pasar meninggalkan sementara BCA. “Fraud adalah hal yang tak bisa ditoleransi investor saham,” kata Agustini.
Meski demikian, Agustini mengatakan, kasus ini bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi harga saham BCA. Menurut dia, kecemasan terhadap rilis kinerja kuartal pertama 2014 membuat sektor saham perbankan kurang diminati dalam jangka pendek. Ancaman perlambatan pertumbuhan kinerja perbankan membuat prospek emiten perbankan tahun ini rendah. (Baca: Perkara Hadi Poernomo, BCA Klaim Tak Langgar UU)
Analis dari BNI Securities, Thendra Chrisnanda, juga memandang efek negatif penangkapan Hadi Poernomo terhadap harga saham BCA hanya sementara. Alasannya, saham-saham perbankan, termasuk BCA, selalu menjadi primadona pelaku pasar. “Likuiditas dan kapitalisasi pasar yang besar membuat sektor saham perbankan selalu menarik,” katanya.
MEGEL | M. AZHAR | MARIA YUNIAR
Terpopuler
Analis: Kasus Hadi Poernomo Ancam Saham BCA
Langkah Jokowi dan Kasus Hadi Pengaruhi Saham
Dubes Amerika Ajak Bos MNC ke Balikpapan
Hadi Tersangka, Audit BPK Tetap Berlaku
Berita terkait
Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT
1 hari lalu
Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.
Baca Selengkapnya17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas
4 hari lalu
BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders
Baca Selengkapnya10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP
4 hari lalu
Berikut ini cara mengatasi M-Banking BCA error yang tidak bisa diakses di ponsel Android maupun iOS Apple. Bisa dengan menguninstall hingga hapus cach
Baca SelengkapnyaSuku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
7 hari lalu
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaEkonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS
8 hari lalu
Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.
Baca SelengkapnyaBCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta
11 hari lalu
PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) meluncurkan Bukti Bakti BCA untuk program sosial dan lingkungan. Nicholas Saputra menjadi duta.
Baca SelengkapnyaLaba BCA Rp 12,9 T pada Kuartal Pertama, Ditopang Restrukturisasi yang Berangsur Normal
13 hari lalu
Laba bank BCA mencapai Rp 12,9 triliun pada kuartal pertama 2024. Ada sejumlah kredit restrukturisasi yang mulai berangsur normal.
Baca SelengkapnyaTotal Kredit BCA Tembus Rp 835,7 T per Kuartal Pertama, Tumbuh di atas Industri
13 hari lalu
BCA dan entitas anak membukukan kenaikan total kredit sebesar 17,1 persen secara tahunan menjadi Rp 835,7 triliun para kuartal I 2024.
Baca SelengkapnyaEkonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK
14 hari lalu
Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaSambut Hari Kartini, BCA Sediakan Kredit UMKM Perempuan Berbunga Rendah
17 hari lalu
BCA menghadirkan program Kredit Multiguna Usaha khusus bagi perempuan pengusaha ataupun usaha yang memiliki mayoritas karyawan perempuan.
Baca Selengkapnya