Utang Luar Negeri Membengkak, Apa Penyebabnya ?

Reporter

Minggu, 20 April 2014 11:23 WIB

Ilustrasi mata uang Rupiah. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia menyatakan utang luar negeri Indonesia pada Februari 2014 mencapai US$ 272,1 miliar atau sekitar Rp 3.106,9 triliun. Nilai utang luar negeri Indonesia membengkak 7,4 persen dibanding Februari 2013 dan lebih besar ketimbang pertumbuhan pada Januari 2014 yang mencapai 7,2 persen. (Baca: Utang Luar Negeri RI Tembus Rp 3.106,9 Triliun).

Apa penyebab kenaikan utang luar negeri pada Februari?

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara, kenaikan utang luar negeri disebabkan kenaikan pinjaman untuk sektor publik. Utang sektor publik tumbuh 3,2 persen year-on-year, lebih tinggi dari pertumbuhan Januari yang 1,9 persen. (Baca: Rupiah Loyo, Pemerintah Tertekan Utang Dolar).

Beberapa sektor yang mengalami kenaikan nilai utang adalah keuangan, transportasi, dan komunikasi. Utang untuk sektor keuangan tumbuh 13, 7 persen pada Februari dan 11,4 persen pada Januari 2014. Sedangkan sektor pengangkutan dan komunikasi naik 6,4 persen pada Februari dan 5,5 persen pada Januari 2014.

Sebaliknya, kata Tirta, pertumbuhan utang luar negeri sektor swasta melambat. Utang luar negeri sektor swasta tumbuh 11,6 persen, melambat dibanding pertumbuhan pada Januari yang mencapai 12,5 persen. (Baca: Wamenkeu: Utang Swasta Perlu Diawasi).

Tirta mengatakan hal ini terjadi karena mandeknya bisnis pertambangan dan penggalian serta sektor industri. Menurut dia, utang luar negeri sektor pertambangan dan penggalian hanya naik 15,9 persen, sedangkan utang untuk sektor industri pengolahan naik 7,7 persen. Angka ini melambat jika dibanding pada Januari, saat utang luar negeri sektor pertambangan dan penggalian mencapai 20,5 persen dan sektor industri pengolahan 12,4 persen.

Meski begitu, Tirta mengatakan Bank Indonesia tetap memantau perkembangan utang luar negeri Indonesia, khususnya sektor swasta. "Sehingga dapat optimal mendukung ketahanan dan kesinambungan perekonomian Indonesia," katanya dalam keterangan tertulis, Ahad, 19 April 2014. (Baca: Terus Membengkak, Utang Swasta Akan Diselidiki).

MAYA NAWANG WULAN

Berita Terpopuler
Bikin Masalah di Sukamiskin, Nazaruddin Dipukul
Pro Jokowi Desak SBY Usut Kasus Wiji Thukul
Perkumpulan Injil Putuskan Pindah dari Selangor
Kekerasan Seksual di JIS Sudah Bertahun-tahun




Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya