TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan industri strategis masih kesulitan memperoleh pasokan bahan baku dari dalam negeri. Hal tersebut diungkapkan Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT Pindad (Persero) Wahyu Utomo.
Dia mengatakan, ketika Pindad mendesain panser Anoa, pihaknya kesulitan mendapatkan baja sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dari produsen baja dalam negeri. "Kami menginginkan baja yang akan digunakan panser Anoa sesuai dengan standar NATO. Dan itu belum ada di dalam negeri," ujarnya kepada Tempo, Minggu, 6 April 2014. (baca: 24 Anoa Perkuat Misi TNI ke Sudan)
Pindad, kata dia, menghubungi PT Kratau Steel (Persero) Tbk untuk menyediakan baja seperti yang diinginkan. Permintaan tersebut disanggupi Kratau Steel. Namun ada ongkos yang harus dibayar untuk memenuhi permintaan tersebut.
"Kata Kratau Steel sampai harus habis miliaran untuk riset sebelum hasilkan baja sesuai dengan yang kami inginkan," kata Wahyu.
Menurut dia, untuk industri barang modal skala kecil, jumlah biaya riset itu tentunya sangat besar. Beban itu sebenarnya bisa dihindarkan apabila pemerintah memberikan insentif kepada industri barang modal.
Saat ini tingkat komponen dalam negeri (TKDN) pada alat utama sistem persenjataan sudah berkisar 60 persen. Namun masih bisa ditingkatkan lagi. "kalau bisa ditingkatkan batas minimal, maka industri supporting juga akan berusaha untuk memenuhi hal tersebut," ujarnya. (baca juga: TNI Akan Beli Radar Udara Baru)
AMIR TEJO
Terpopuler
Siapa Pengusaha RI yang Saweran dengan Bill Gates?
Ke Indonesia, Gates Sumbangkan Dana Rp 451 Miliar
Begini, Alasan Bill Gates Kunjungi Jakarta
Bill Gates Kunjungi Jakarta dan Yogyakarta
Berita terkait
Deretan Timses atau Penyokong Prabowo-Gibran yang Jadi Komisaris Hingga Promosi
21 Maret 2024
Pengamat politik Adi Prayitno, menilai bagi-bagi jabatan komisaris BUMN ke para pendukung Prabowo-Gibran adalah balas budi politik dan alamiah.
Baca SelengkapnyaProfil AM Putranto, Asisten Khusus Prabowo yang Diangkat jadi Komisaris PT Pindad
20 Maret 2024
Erick Thohir mengangkat Letjen TNI (Purn) AM Putranto sebagai Komisaris PT Pindad pada Senin lalu. Simak profil asisten khusus Prabowo tersebut.
Baca SelengkapnyaAsisten Prabowo Menjadi Komisaris Pindad, Mayor Teddy Jadi Wadanyon
19 Maret 2024
Asisten Khusus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Letjen TNI (Purn) AM Putranto diangkat menjadi Komisaris Independen PT Pindad
Baca SelengkapnyaErick Thohir Angkat Asisten Khusus Menhan AM Putranto jadi Komisaris PT Pindad
19 Maret 2024
Erick Thohir mengangkat Letjen TNI (Purn) AM Putranto menjadi Komisaris Independen PT Pindad menggantikan Mayjen TNI (Purn) Sakkan Tampubolon.
Baca SelengkapnyaFakta PT Pindad, Industri Pertahanan Dulu Bernama Pabrik Senjata dan Mesiu
25 Januari 2024
PT Pindad memiliki nama asli Pabrik Senjata dan Mesiu di awal pendiriannya pada 1950. Cikal bakalnya sudah berdiri sejak 1808 di Semarang.
Baca SelengkapnyaProfil PT Pindad dengan Komisaris Utama KASAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak
25 Januari 2024
Menteri BUMN Erick Thohir resmi menunjuk Maruli Simanjuntak yang juga KSAD dan menantu Luhut sebagai komisaris utama PT Pindad. Ini profil Pindad.
Baca SelengkapnyaMenantu Luhut Jadi Komisaris Utama PT Pindad, Ini Profil KSAD Maruli Simanjuntak
23 Januari 2024
KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak ditunjuk oleh Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Komisaris Utama PT Pindad (Persero) yang baru. Ini Profilnya
Baca SelengkapnyaDampak Pembelian Alutsista Bekas Minim Transfer Teknologi: Ketergantungan Impor dan Rentan Politik Embargo Negara Lain
8 Januari 2024
Indonesia dinilai salah dalam strategi pengadaan Alutsista bekas yang minim transfer teknologi. Menjadi tergantung pada impor dan rentan embargo.
Baca SelengkapnyaPermintaan Meningkat 17,9 Juta Ton, Impor Baja RI Tembus 14 Persen
6 November 2023
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk atau KRAS, Purwono Widodo, mengungkap permintaan baja Indonesia meningkat menjadi 17,9 ton pada 2023.
Baca SelengkapnyaIndustri Baja RI Disebut sebagai Sektor yang Menarik untuk Investasi, karena...
6 November 2023
Secara jangka panjang, ASEAN terutama Indonesia, masih menjadi wilayah yang menarik untuk investasi di industri baja.
Baca Selengkapnya