Dolar Berlimpah, Rupiah Menguat  

Reporter

Selasa, 25 Maret 2014 06:47 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Ekspektasi negatif atas data manufaktur Amerika Serikat membuat mata uang dolar melemah terhadap mayoritas kurs regional. Kecemasan terhadap prospek perekonomian Amerika mendorong investor untuk mengurangi investasi berbasis dolar. (Baca : Rupiah Kemungkinan Menguat Tipis).

Akibatnya, di pasar mata uang, Senin, 24 Maret 2014, rupiah ditutup menguat 45 poin (0,39 persen) pada level 11.380. Sebelumnya, hasil konsensus para analis memperkirakan tren data manufaktur AS pada Maret akan kembali melambat. Indeks yang dirilis semalam tersebut bahkan diprediksi turun ke level 56,6 dari bulan sebelumnya yang berada pada level 57,1. Hal itu tentu menimbulkan kekhawatiran atas kinerja pertumbuhan ekonomi AS ke depan.

Menurut ekonom dari PT Samuel Asset Manajemen, Lana Soelistianingsih, selain dipengaruhi ekspektasi negatif data AS, penguatan rupiah ditopang oleh likuiditas dolar yang berlimpah di dalam negeri. Nilai cadangan devisa pada level US$ 102,74 miliar dan adanya kemungkinan neraca perdagangan Februari kembali surplus membuat pelaku pasar meyakini likuiditas dolar terjaga. (Baca : Kurs Dolar Tertekan Prediksi Negatif Manufaktur AS ).

Meskipun ada ancaman peralihan dana ke negara maju sebagai imbas keputusan bank sentral Amerika Serikat (The Fed), “Investor meyakini keputusan The Fed tak akan banyak mempengaruhi likuiditas dolar di pasar dalam negeri,” kata Lana.

Di sisi lain, ketersediaan likuiditas dolar juga dipicu oleh sikap investor global yang tidak terlalu reaktif terhadap keputusan The Fed. Panduan kualitatif The Fed yang lebih terukur mengenai rencana kenaikan suku bunga menyebabkan tingkat ketidakpastian pasar tidak terlalu tinggi. (Baca : Indeks Didorong Technical Rebound).

Meski ada peningkatan permintaan dolar menjelang berakhirnya kuartal I 2014, Lana menganggap likuiditas dolar masih sangat terjaga di dalam negeri. Mekanisme lindung nilai (foreign exchange swap) diyakini membuat permintaan dolar cukup terkelola dengan baik. Hari ini, Selasa 25 Maret 2014, rupiah diperkirakan bergerak pada level 11.350-11.420.

MEGEL JEKSON

Berita Terpopuler
20 Penumpang MH370 Ternyata Teknisi Militer AS

Jokowi Masuk 50 Pemimpin Terhebat Versi Fortune
MH370 Jatuh, Seluruh Awak dan Penumpang Tewas
Peti Kemas dan Sabuk MH370 di Perairan Perth?




Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya