Fundamental Membaik, BI Rate Diprediksi Tetap  

Kamis, 13 Maret 2014 13:17 WIB

TEMPO/Ramdani

TEMPO.CO, Jakarta - Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia diperkirakan menjadi pendorong dipertahankannya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) sekaligus memperkuat nilai tukar rupiah.

Hasil analisis KDB Daewoo Securities Indonesia menyebutkan rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia bakal mempertahankan BI Rate di level 7,5 persen. Menjelang rapat tersebut, indeks saham kembali bergerak naik dan nilai tukar rupiah kembali menguat.

"Meski konsensus berkeyakinan bank sentral secara aktif melakukan intervensi di pasar uang, kami percaya membaiknya fundamental ekonomi menjadi pendorong bank sentral untuk membatasi tindakan moneternya," demikian pernyataan KDB Daewoo, Kamis, 13 Maret 2014. (Baca: Redam Inflasi, BI Rate Diprediksi Naik 0,25 Persen).

Secara moneter, cadangan devisa Indonesia mencapai US$ 102,7 miliar atau titik tertinggi baru dalam sembilan bulan. Angka ini meningkat selama tujuh bulan berturut-turut. Cadangan devisa saat ini setara impor dan Indonesia mampu membayar utang selama 5,7 bulan, jauh di atas standar yang ditetapkan oleh Dana Moneter Internasional (IMF), yakni tiga bulan.

Selain itu, arus masuk modal asing ke pasar modal Indonesia tetap kuat dibandingkan dengan pasar negara berkembang lainnya. Investor asing membukukan pembelian bersih Rp 7,8 triliun pada Februari, naik dibandingkan Januari yang mencapai Rp 2,3 triliun. "Kami optimistis perbaikan fundamental ekonomi akan mendorong aset ekuitas ke level yang lebih tinggi," demikian analisis KDB.

Tingginya harapan akan dipertahankannya BI Rate pada level 7,5 persen membuat pelaku pasar mengakumulasi aset berdenominasi rupiah. Hingga pukul 12.00 WIB, rupiah naik 57,5 poin (0,50 persen) menuju level 11.370. (Baca: BI Rate Diperkirakan Tetap, Indeks Tancap Gas).

Menurut ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, ekspektasi dipertahankannya BI Rate menjadi katalis positif yang mendorong penguatan rupiah. Bila BI Rate sampai dinaikkan, investor khawatir akan memberikan dampak buruk bagi perekonomian. “Harapan atas BI Rate menyebabkan rupiah kemungkinan bergerak menguat kembali,” kata Rangga.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan kemungkinan besar tidak akan mengubah BI Rate. Perkembangan laju inflasi Februari sebesar 0,26 persen atau 7,75 persen secara year-on-year menjadi pertimbangan untuk tetap mempertahankan BI Rate. (Baca: Agus Marto Pastikan Tak Ada Kenaikan BI Rate).

Selain rupiah, mayoritas kurs regional menguat terhadap dolar. Rupee dan won juga naik cukup tinggi, masing-masing sebesar 0,45 persen ke level 60,94 per dolar dan 0,39 persen ke level 1.066,36 per dolar.

M. AZHAR | MEGEL JEKSON

Berita Bisnis Lainnya
Budiman Klaim Ditawari Jadi Cawapres Prabowo
Tiket Kereta Turun, Begini Prosedur Cash Back
Harga Tiket Turun, PT Kereta Api Kembalikan Uang
Industri Grafika Nasional Tertinggal Sepuluh Tahun




Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya