Rupiah Diperkirakan Menguat Terbatas  

Reporter

Rabu, 12 Maret 2014 09:12 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Aksi ambil untung (profit taking) yang dilakukan sebagian pelaku pasar mengakhiri tren kenaikan rupiah yang berlangsung selama sepekan terakhir. Publikasi data ekonomi Cina yang melambat menjadi momentum pelaku pasar mengambil keuntungan sementara waktu.

Rupiah yang menguat sepanjang perdagangan mendadak berbalik arah menjelang penutupan. Di pasar mata uang, Selasa, 11 Maret 2014, rupiah terkoreksi 30 poin (0,26 persen) ke level 11.400. (Baca juga: Indeks Saham Diperkirakan Masih Menguat).

Ekspor Cina pada Februari kembali turun 18,1 persen dari periode tahun lalu. Hal ini menguatkan ekspektasi negatif perekonomian Cina pada tahun ini tidak akan mampu mencapai target pertumbuhan 7,5 persen. (Baca: Indeks Saham Tertekan Perlambatan Ekonomi Cina).

Namun analis Indonesian Bond Pricing Agency, Fakhrul Aufa, meyakini koreksi mata uang rupiah hanya bersifat teknis. Pasalnya, di tengah menguatnya sentimen positif ekonomi dalam negeri, semestinya tidak terjadi koreksi terhadap nilai tukar rupiah.

Apalagi, menurut Fakhrul, persepsi pelaku pasar terhadap likuiditas dolar cenderung positif setelah keberhasilan lelang Surat Utang Negara (SUN) yang digelar pada awal pekan. Lelang SUN yang menyerap dana US$ 350 juta spontan dipersepsikan bahwa pelaku pasar akan menambah cadangan devisa negara. “Rupiah seharusnya melanjutkan penguatan,” kata Fakhrul kemarin.

Di luar aksi profit taking, koreksi rupiah diyakini terjadi karena pelaku pasar menahan diri mengakumulasi rupiah menjelang pelaksanaan rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang membahas tingkat suku bunga acuan (BI Rate). Pernyataan Gubernur BI yang menyebutkan terbukanya peluang penyesuaian BI Rate sedikit mengurangi kepercayaan pelaku pasar terhadap rupiah.

Hari ini, Rabu, 12 Maret 2014, rupiah diprediksi hanya bergerak terbatas pada level 11.350-11.450 per dolar. “Kenaikan BI Rate tentu saja akan menyebabkan risiko kerugian kurs jadi meningkat,” tuturnya.

MEGEL JEKSON

Berita Terpopuler
Cuit Maira untuk Ayahnya, Kru Malaysia Airlines
Status Gunung Slamet Masih Waspada
Ini Dia Penumpang Gelap Malaysia Airlines

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

11 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya