TEMPO Interaktif, Gresik::Akibat kebocoran di sumur Pagerungan (PGC-1) di Madura, Beyond Petrolium (BP) beberapa hari ini menghentikan pasokan gas ke Gresik. Buntutnya, sejak Kamis kemarin PT. Petrokimia Gresik mengentikan produksi amoniak dan urea. "Akibat kecoran gas Pagerungan, pasokan gas di Petrokimia tinggal 15 juta meter kubik, padahal sebelumnya 50 juta meter kubik" kata Priyanto Wirokarso, Kepala Biro Humas PT. Petrokimia Gresik kepada Tempo lewat telepon, Kamis sore ini. Menurut Priyanto, selama ini Petrokimia hanya memproduksi amoniak dan urea sebanyak 85 % dari kapasitas produksi. Hal ini terpaksa dilakukan akibat pengurangan pasokan gas sejak Maret tahun lalu, yaitu dari 60 juta meter kubik menjadi 50 juta meter kubik. "Dengan dipasok 15 juta meter kubik seperti saat ini, kita tak bisa memproduksi amoniak dan urea" katanya. Sementara pabrik tak produksi, Petrokimia akan melakukan kegiatan perawatan pabrik. Dikatakan, meski tidak produksi, Petrokimia masih mempunyai stok yang cukup untuk pupuk urea, ZA dan SP-36 serta NPK-Phonska. "Kita masih punya stok selama 3 bulan dan itu cukup untuk menghadapi musim tanam tahun ini" kata Priyanto. Kerusakan gas BP di Gerungan diketahui Petrokimia berdasarkan surat dari BP tanggal 7 Januari lalu. BP menyebutkan, dari hasil survey, ada kebocoran gas yang cukup besar sehingga BP memutuskan untuk menutup 5 sumur gasnya di Pagerungan terhitung sejak tgl. 7 Januari lalu. Akibat penutupan itu, mengakibatkan pasokan gas Pagerungan berkurang 80 juta meter kubik. Dari kawasan sumur lain di Pagerungan saat ini hanya bisa memasok 100 juta meter kubik gas dan jumlah tersebut dibagi 3 perusahaan, yaitu PT. PLN (PT. Pembangkit Jawa Bali), Perusahaan Gas Negara dan Petrokimia. Kebocoran pipa gas ini, menurut surat BP, berada pada pipa bawah laut dengan kedalaman 70 meter di bawah permukaan laut. Perbaikan pipa gas ini diperkirakan makan waktu 20 hari. Zed Abidien --- TNR