TEMPO.CO, Sydney - Forum kelompok 20 negara utama dunia (G20) diperkirakan akan menyepakati target ambisius guna mendorong pertumbuhan ekonomi dunia di pertemuan di Sydney, Australia, akhir pekan ini. Forum itu juga akan meminta bank-bank sentral di negara anggota mengkoordinasikan kebijakannya guna menghindari gejolak ekonomi di negara berkembang.
Pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari 20 negara selama dua hari itu dibuka pada Sabtu, waktu Sydney. Seorang Politisi Australia Joe Hockey mengatakan dukungan pembentukan target harus disepakati untuk mencapai pertumbuhan. “Saya memiliki harapan besar bahwa forum G20 akan mampu membuat kerangka nyata dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi global lima tahun mendatang,” ujar Hockey, yang menjadi ketua penyelenggara forum G20 tersebut. (Baca juga : Forum G20 Sudah Mulai Turun Pamor?)
Seperti dilansir Reuters, dikutip 22 Februari 2014, Hockey mengatakan jika target itu diadposi oleh semua negara anggota G20 maka akan mampu merealisasi target neraca fiskal dan pembayaran, serta menyelesaikan pertentangan yang akhir-akhir ini terjadi. Target itu harus aspiratif menjadi jalan tengah atas perdebatan antara penghematan anggaran atau mendorong pertumbuhan.
Seorang sumber Reuters di forum G20 mengatakan Jerman menyatakan telah menarik diri dari niatnya menjadi oposisi dengan catatan target-target yang ditetapkan tidak dikenakan ke masing-masing negara. Menteri Keuangan Prancis, Pierre Moscovici menyebut target pertumbuhan ekonomi dunia 2,5 persen dalam lima tahun mendatang bukanlah tidak realistis, melainkan ambisius. (Lihat juga : OJK Jamin Industri Keuangan Tetap Kuat)
Target yang ditetapkan di forum G20 mengadopsi hasil riset yang dilakukan Dana Moneter Internasional (IMF) yang memang disiapkan untuk forum itu. IMF mengestimasikan bahwa reformasi struktural akan mendorong pertumbuhan ekonomi global 0,5 peren per tahunnya dalam jangka lima tahun mendatang. Upaya itu akan mendorong pengeluaran global mencapai US$ 2,25 triliun.
IMF memprediksi ekonomi global tumbuh 3,75 persen tahun ini dan naik jadi 4 persen pada 2015.
Upaya untuk mencapai target tersebut, kata IMF, adalah dengan liberalisasi produk dan pasar tenaga kerja, menekan hambatan perdagangan, serta menarik lebih banyak perempuan di pasar kerja dan mendorong investasi di sekor infrastruktur. (Berita lain : 120 Negara Bahas Masalah Penghindaran Pajak)
Saat ini, tanggungjawab sebagai mesin pendorong pertumbuhan ekonomi dunia berada di negara-negara kaya. Beberapa tahun terakhir, tanggungjawab sebagai mesin pendorong pertumbuhan ada di negara berkembang yang telah membantu ekonomi dunia bangkit dari krisis finansial global.
Di Forum G20 saat ini, negara-negara berkembang akan beramai-ramai menekan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) agar tidak membuat pasar finansial bergejolak kembali. Sebab seiring kontroversi kebijakan pengurangan stimulus (tapering off) oleh The Fed akhir-akhir ini pasar bergejolak. Meskipun harapan agar The Fed memperlambat implementasi tapering off tampaknya sulit, namun negara-negara berkembang di G20 akan meminta bank sentral Amerika itu bekerjasama tidak membuat ekonomi dunia bergejolak kembali.
REUTERS | ABDUL MALIK
Terpopuler :
Bandara Kertajati Terganjal Pembangunan Terminal
Trik Jokowi Menggaet Foxconn
Indosat Klaim Sudah Antisipasi Penyadapan
Indosat Yakin Ancaman Tifatul Tak Terbukti
Konflik Perebutan Air Baku Akan Semakin Terbuka
Berita terkait
Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar
6 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.
Baca SelengkapnyaTerkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar
52 hari lalu
Ekonom senior UI Faisal Basri menentang rencana penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPrabowo: Indonesia Anggota G20 tapi Masih Ada Rakyat Hidup Susah
52 hari lalu
Prabowo mengatakan, Indonesia yang merupakan anggota G20 negara dengan perekonomian terbesar dunia tidak boleh membiarkan ada rakyat hidup susah
Baca SelengkapnyaPrabowo: Indonesia Anggota G20, Jangan Sampai Rakyatnya Hidup Susah
53 hari lalu
Prabowo menilai pemerintah harus menjadi pemimpin yang melindungi rakyatnya.
Baca SelengkapnyaJumlah Korban Tewas Konflik Israel-Palestina per 4 Maret 2024 Mencapai 31 Ribu Jiwa,
53 hari lalu
Jumlah korban tewas akibat konflik Israel-Palestina melonjak tajam dalam kurun tiga bulan terakhir.
Baca SelengkapnyaSetelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil
55 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Bertemu Sekjen OECD, Bahas Akselerasi Keanggotaan Penuh Indonesia
56 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani Bertemu dengan Sekretaris Jenderal Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Mathias Cormann di So Paulo, Brasil.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Hadiri G20 FMCBG di Brasil, Duduk Bersama Bahas Pemulihan Ekonomi Global
57 hari lalu
Sri Mulyani Indrawati terbang ke Brasil untuk menghadiri pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG). Mereka membahas isu-isu yang berkaitan dengan pemulihan ekonomi global
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Bertemu Presiden World Bank Ajay Banga, Bahas Kredit Karbon hingga Dana Investasi Iklim
58 hari lalu
Menkeu Sri Mulyani bertemu dengan Presiden Bank Dunia atau World Bank, Ajay Banga di tengah rangkaian agenda G20 di Brasil. Apa saja yang dibahas?
Baca SelengkapnyaHadiri G20, Sri Mulyani Nilai Perekonomian RI Mirip dengan Brasil
59 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan adanya kemiripan perekonomian antara Indonesia dan Brasil. Apa saja?
Baca Selengkapnya