Tamu undangan memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan kamera telepon genggam usai pembukaan perdagangan di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta (2/1). Pembukaan perdagangan saham tersebut di buka oleh Wakil Presiden Boediono. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Melemahnya dolar Amerika Serikat dan perbaikan ekonomi dalam negeri bakal mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada hari ini, Senin 17 Februari 2014. Menurut analis PT Sinarmas Sekuritas, Richard Panim, aksi beli investor akan berlanjut. "Karena didorong membaiknya kondisi fundamental perekonomian nasional," kata dia kepada Tempo.
Richard Panim mengatakan valuasi emiten yang tertekan akibat pelemahan rupiah awal tahun berhasil meningkat signifikan dalam beberapa hari terakhir. Rupiah semakin menguat setelah Bank Indonesia melaporkan defisit transaksi berjalan kuartal IV 2013 yang turun US$ 4 miliar atau sekitar 1,98 persen dari produk domestik bruto.Perbaikan neraca transaksi berjalan memperkuat keyakinan investor mengenai prospek perekonomian Indonesia di masa mendatang.
Dari luar negeri, indeks kepercayaan konsumen Amerika Serikat pada Februari bergerak stagnan di level 81,2. Hal ini menunjukkan laju belanja dan konsumsi akan tetap tinggi. Meski data penjualan retail menurun, musim dingin yang telah berlalu di negeri Abang Sam membuat angka konsumsi membaik.
Dengan sentimen tersebut. IHSG diperkirakan menguat secara terbatas. Pada awal pekan, indeks mungkin bergerak di interval 4.580–4.460. Indeks Dow Jones yang kembali menguat pada akhir pekan lalu menambah optimisme membaiknya IHSG.
Menurut Richard, saham di sektor perkebunan layak menjadi pertimbangan setelah harga kelapa sawit melesat di pasar regional. "Kondisi cuaca yang tak menentu mengakibatkan suplai komoditas dunia terganggu, sehingga membangun ekspektasi kinerja emiten perkebunan."