TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Asosiasi Awak Kabin Merpati, Syahrir, mengatakan kebutuhan rumah tangganya dipenuhi oleh istrinya sejak Merpati tidak menggajinya. Tidak hanya itu, dia mengakui mengubah gaya hidupnya menjadi lebih hemat. "Sekarang teman-teman bertahan hidup dengan melakukan penghematan. Harus banyak sabar dan hemat," katanya kepada Tempo di gedung Badan Search and Rescue Nasional, Jumat, 7 Februari 2014.
Syahrir mengaku banyak memangkas aktivitas yang sebelumnya memerlukan biaya banyak, seperti liburan bersama keluarga. Dia meminta keluarga dapat memahami posisinya setelah tidak digaji sejak Desember lalu. "Dulu hidupin TV dan AC dua, sekarang cuma satu. Pengeluaran yang tidak perlu kami tiadakan," katanya. (Baca juga : Suntikan Dana Merpati Paling Cepat 3 Bulan)
Pramugara yang bekerja di Merpati selama 18 tahun ini mengatakan teman-temannya juga melakukan hal sama, yakni menghemat untuk menyiasati kondisi keuangan pribadi. Merpati, kata dia, mempunyai awak kabin berjumlah 197 orang. "Belum ada yang keluar. Awak kabin loyalitasnya tinggi," katanya. (Lihat juga : Tak Digaji, 50 Pilot Merpati Hengkang)
Meski begitu, jika kondisi perusahaan tidak membaik, kata dia, tidak menutup kemungkinan teman-teman seprofesinya mengajukan pengunduran diri. Namun hingga kini, kata dia, awak kabin belum ada yang melamar kerja ke tempat lain. "Kami menghormati prosedur yang ada. Awak kabin percaya pemerintah mempunyai niat baik dan mau membantu Merpati," katanya.