Tamu undangan memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan kamera telepon genggam usai pembukaan perdagangan di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta (2/1). Pembukaan perdagangan saham tersebut di buka oleh Wakil Presiden Boediono. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Komisoner Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, Noor Rachman, mengatakan peraturan tentang akuisisi perusahaan nonterbuka terhadap perusahaan terbuka atau backdoor listing sedang dipertimbangkan apakah perlu diatur atau tidak. “Itu karena peraturan mengenai akuisisi sudah ada,” katanya di Jakarta, Kamis, 6 Februari 2014.
Secara umum, menurut Rachman, risiko backdoor listing tak ada karena sudah ada aturannya. "Backdoor listing itu hanya istilah saja, masuknya melalui apa," kata Rachman, usai menghadiri peluncuran sistem pelayanan kosumen terintegrasi di Jakarta, Kamis, 6 Februari 2014.
Dia menambahkan, pihaknya sempat membandingkan peraturan ini dengan peraturan tentang backdoorlisting di luar negeri. Namun di beberapa negara Eropa, Australia bahkan Amerika, tak ada peraturan khusus mengenai hal tersebut. Mereka justru merasa kaget karena keterbukaan di Indonesia lebih bagus, seperti aturan tentang tender offer.
Saat ditanya apakah emiten asing bisa listing di dalam negeri, Rachman mengatakan dalam undang-undang disebutkan pihak profesi dan penunjang harus bekerja di pasar modal Indonesia. "Kalau dari luar, akuntannya kan tak terdaftar sehingga sulit. Apalagi ini mengenai undang-undang," ujarnya.
Aturan backdoor listing saat ini baru ada di bursa Thailand, Singapura, dan Amerika Serikat. Senada dengan OJK, Bursa Efek Indonesia sebelumnya juga menyatakan bahwa aturan backdoorlisting belum diperlukan saat ini.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.