Pemerintah Akan Bangkrutkan Merpati?  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Rabu, 22 Januari 2014 09:32 WIB

Petugas melihat Pesawat Merpati Nusantara Airlines yang tergelincir dan patah di landasan pacu Bandara El Tari Kupang, NTT, (10/6). Pesawat ini terbang dari Ngada, Flores, membawa 46 penumpang dan empat kru. ANTARA FOTO/Bernadus Tokan

TEMPO.CO, Jakarta - Utang besar yang melilit maskapai pelat merah PT Merpati Nusantara Airlines membuat pemerintah pusing. Berbagai cara diusahakan untuk menghidupkan kembali maskapai yang punya kekhususan penerbangan jalur perintis ini. Namun, tak terduga opsi dibangkrutkan mengemuka demi menghapus utang-utang Merpati.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Harry Bakti menuturkan bahwa dalam rencana bisnis yang dirembuk oleh PT Perusahaan Pengelola Aset dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara adalah Merpati akan dibangkrutkan secara bertahap.

Tahap awal adalah dengan memisahkan unit bisnis yang masih menguntungkan menjadi anak usaha atau spin off. Selain itu, Merpati akan membuat satu anak usaha baru dengan mitra bisnis. (Baca juga: Dahlan Iskan Desak Merpati Buat Anak Usaha)

“(Semacam) dibangkrutkan perlahan, jadi yang induknya akan dipisahkan dari unit bisnis yang masih berprospek,” katanya ketika ditemui di acara Perubahan Logo Angkasa Pura II pada Selasa, 21 Januari 2014 malam.

Dengan dipisahkan unit bisnis menjadi anak usaha, kata dia, perlahan Merpati akan bangkrut dengan sendirinya karena sudah tidak ada penopang dari bisnis yang prospektif. Bila sudah bangkrut, maka sesuai aturan pailit, aset-aset Merpati akan disita dan utangnya dianggap lunas. “Bila utang sudah lunas baru akan disuntik Penyertaan Modal Negara dan nanti bentuk Merpati baru,” katanya. (Baca juga: Forum Pegawai Tolak Direktur Merpati)

Namun, kata dia, hal ini belum menjadi kebijakan yang pasti. Artinya masih akan dirapatkan bersama-sama Kementerian Perekonomian. “Menurut direktur utamanya, business plan-nya sudah disiapkan dan sudah dibahas di Kementerian BUMN. Nanti tinggal menunggu rapat bersama BUMN, Kemenhub, Merpati dan semua yang terkait,” katanya.

Diwawancara terpisah, Direktur Utama Angkasa Pura II Tri S. Sunoko mengakui Merpati memiliki utang kepada AP II. Namun sayang ia tak ingat jumlahnya. “Kecil sepertinya jumlahnya,” katanya.

Ia mengatakan akan ikut dengan keputusan pemerintah. Ia pasrah bila nantinya utang di AP II tak terbayar karena aset Merpati tak sebesar utangya kepada para perusahaan lain. “Kita ikut saja dengan pemerintah. Itu kan aset negara juga sebenarnya,” katanya.



ANANDA PUTRI





Berita lain:
Angkat Telunjuk, Hary Tanoe Tantang Tutut
Mengapa BI Pertahankan Kebijakan Moneter Ketat?
KAI Perbanyak Lokomotif dan Gerbong Barang
Banjir, 24 ATM Bank BRI Masih Terendam
Industri yang Mengalami Kenaikan Tarif Listrik

Berita terkait

Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan, Serikat Pekerja: Belum Punya Uang

18 hari lalu

Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan, Serikat Pekerja: Belum Punya Uang

Ketua Umum Serikat Pekerja Indofarma, Meida Wati mengatakan, bahwa sejak aksi damai pada 5 April 2024, perusahaan belum bisa memastikan kapan bakal melunasi gaji seribuan karyawan Indofarma.

Baca Selengkapnya

Demo Kementerian BUMN, Serikat Pekerja Indofarma Curhat Pensiunan Belum Dibayar

31 Januari 2024

Demo Kementerian BUMN, Serikat Pekerja Indofarma Curhat Pensiunan Belum Dibayar

Serikat Pekerja Indofarma curhat kalau pensiunan mereka belum dibayar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken PP Wajibkan Komisaris Tanggung Jawab Penuh Jika BUMN Rugi

13 Juni 2022

Jokowi Teken PP Wajibkan Komisaris Tanggung Jawab Penuh Jika BUMN Rugi

Komisaris BUMN harus bertanggung jawab penuh apabila BUMN merugi

Baca Selengkapnya

Tanri Abeng Ungkap Dampak Kerugian BUMN Dianggap Kerugian Negara ke Perusahaan

6 Oktober 2021

Tanri Abeng Ungkap Dampak Kerugian BUMN Dianggap Kerugian Negara ke Perusahaan

Tanri Abeng, menyoroti berbagai klausul dalam UU BUMN yang harus kembali dikaji. Salah satunya soal kerugian BUMN dianggap sebagai kerugian negara.

Baca Selengkapnya

Pertamina Masuk 500 Perusahaan Besar Versi Fortune, Erick: Tidak Cukup

3 Agustus 2021

Pertamina Masuk 500 Perusahaan Besar Versi Fortune, Erick: Tidak Cukup

PT Pertamina (Persero) masuk kategori 500 perusahaan terbesar dunia versi Fortune.

Baca Selengkapnya

BUMN Pernah Punya 700 Anak dan Cucu Usaha, 90 Persen Rapornya Merah

9 April 2021

BUMN Pernah Punya 700 Anak dan Cucu Usaha, 90 Persen Rapornya Merah

Peneliti BUMN Research Group Universitas Indonesia, Toto Pranoto, menyinggung persoalan banyaknya anak-cucu perusahaan pelat merah di masa lalu yang mencapai 700 entitas.

Baca Selengkapnya

Bos Krakatau Steel Ungkap Proyeksi Kondisi 2020: Laba Bersih USD 50 Juta

28 Januari 2021

Bos Krakatau Steel Ungkap Proyeksi Kondisi 2020: Laba Bersih USD 50 Juta

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim membeberkan kondisi perusahaannya di tengah pandemi berhasil mengubah rugi menjadi untung pada tahun 2020.

Baca Selengkapnya

Dirut: Kerugian Pertamina Lebih Kecil Dibanding Perusahaan Migas Lain

29 Agustus 2020

Dirut: Kerugian Pertamina Lebih Kecil Dibanding Perusahaan Migas Lain

Dirut Pertamina Nicke Widyawati mengatakan kerugian yang dialami perseroan lebih kecil dibanding perusahaan migas lain yang memiliki aset setara.

Baca Selengkapnya

Pandemi, PT KAI Diperkirakan Tekor Rp 3,4 T hingga Akhir 2020

8 Juli 2020

Pandemi, PT KAI Diperkirakan Tekor Rp 3,4 T hingga Akhir 2020

PT KAI diperkirakan akan mengalami defisit Rp 3,4 triliun hingga akhir 2020 akibat berkurangnya mobilisasi masyarakat selama pandemi.

Baca Selengkapnya

Antam Rugi Rp 281 Miliar di Kuartal I Akibat Selisih Kurs

29 Juni 2020

Antam Rugi Rp 281 Miliar di Kuartal I Akibat Selisih Kurs

Antam mencatat kerugian akibat selisih kurs sepanjang kuartal I 2020.

Baca Selengkapnya