Banjir, Dampak Inflasi Diperkirakan Lebih Berat
Editor
Abdul Malik
Selasa, 21 Januari 2014 07:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Enny Sri Hartati mengatakan, inflasi yang diakibatkan banjir tahun ini tak akan lebih tinggi daripada tahun lalu. Namun beban inflasi tahun ini diperkirakan akan lebih berat karena inflasi 2013 sudah mencapai 8,38 persen.
Menurut Enny, inflasi Januari tahun ini memang diperkirakan tak lebih dari 1 persen seperti periode yang sama pada 2013. “Tapi bedanya inflasi 2012 lebih manageable, sehingga dampaknya pada 2013 bisa dikendalikan,” kata Enny saat dihubungi Tempo, Senin Malam 20 Januari 2014.
Hal ini berbeda dengan inflasi Tahun 2013, sehingga berapapun tambahan tekanan inflasi akan memberatkan pada tahun ini. Salah satu perbedaan inflasi pada Januari tahun ini dan tahun lalu disebabkan beberapa hal. Jika pada tahun lalu inflasi Januari disebabkan oleh volatile food, tarif dasar listrik, serta aksi spekulan. Pada 2014 ini faktor penyebabnya adalah harga elpiji yang dampaknya tak sekrusial tarif dasar listrik. Sehingga angka inflasinya tak akan lebih besar daripada Januari tahun lalu. (Baca juga : Pengaruh Banjir ke Inflasi Tak Signifikan)
Enny mengatakan, secara langsung banjir memang akan berpengaruh terhadap harga pangan yang menyebabkan inflasi, namun secara umum dampaknya bersifat sistemik. Banjir, kata dia, bisa mengganggu berbagai aktivitas kegiatan ekonomi. Banjir akan membuat keterlambatan distribusi yang mengakibatkan kerusakan barang, terutama komoditas hortikultura. Produsen dan konsumen menurut dia akan sama-sama rugi atau akan terjadi semacam kerugian sosial.
“Apalagi kalau banjirnya terjadi di pusat ekonomi seperti Jakarta yang lebih dari 70 persen perputaran uang nasional ada di sana,” kata dia. Dia mencontohan akses yang terganggu menuju Tanjung Priok akan membuat kerugian besar mengingat pelabuhan tersebut merupakan salah satu titik perdagangan antar Negara terbesar. Bagi sektor investasi, banjir tentunya akan mengurangi minat investor baik lokal maupun asing. Investor akan berpkir jika tiap tahun pada Desember hingga Februari harus mengalami hal serupa. (Baca juga : Chatib Basri: Banjir Akan Pengaruhi Inflasi)
Menurut Enny, dampak banjir seperti ini harus diselesaikan secara komprehensif, seperti antisipasi di sentra produksi bahan pokok. Hal ini dikarenakan pemerintah tak punya instrumen pengendalian harga, kecuali untuk harga beras sehingga ketersediaannya dan kelancaran distribusinya juga harus dijamin. Jika tak diantisipasi dampak banjir yang menyebabkan inflasi dikhawatirkan juga bisa dipolitisasi, apalagi menjelang pemilu. “Selain itu akan memperburuk juga daya beli masyarakat yang sudah menurun setelah inflasi mecapai 8,38,” ungkapnya.
FAIZ NASHRILLAH
Terpopuler :
Cuaca Ekstrem, Stok Premium Aman Cuma 17 Hari
Menteri Chatib Janji Dana Bencana Gampang Cair
Cara BPK Lacak Permainan Dana Bansos
Ini Kawasan Bisnis yang Lumpuh Akibat Banjir
Ekspor Dilarang, Investasi Smelter Capai Rp 150 Triliun