Produk Perajin Kecil Yogya Banyak Dijiplak

Reporter

Kamis, 16 Januari 2014 03:00 WIB

Kerajinan tas dari bahan pandan dan agel di Serangan, Ngampilan, Yogyakarta, Rabu (3/6). Tas yang dihasilkannya kemudian dijual ke pasaran lokal dengan kisaran harga mulai dari Rp. 38 ribu hingga Rp. 50 ribu. Tempo/Arif Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tingkat penjiplakan produk antar-perajin kecil dan menengah di Yogyakarta dinilai cukup tinggi. Konsultan Klinik Konsultasi Bisnis Daerah Istimewa Yogyakarta, Widodo Waluyo, mengatakan sebulan setelah kehadiran produk baru bisa dipastikan akan muncul barang tiruan di pasaran. "Apalagi kalau produknya laku keras," katanya, Rabu, 15 Januari 2014.

Yogyakarta memang pusat perajin kecil. Bentuk produknya bermacam-macam dengan bahan beraneka ragam. Dari kain, kayu, kulit, hingga logam. Selain dipasarkan di tingkat lokal, sebagian produk memiliki pasar ekspor. Sayangnya, kata dia, inovasi penciptaan produk baru cenderung kurang. Di tingkat produk ekspor, misalnya, ada kecenderungan desain produk dari pesanan pembeli, bukan hasil kreasi perajin sendiri.

Salah satu contoh tingginya tingkat penjiplakan, kata dia, adalah produk-produk Dagadu Djokdja. Contoh lain, bentuk produk kerajinan yang dijual di pusat bisnis Yogyakarta itu hampir seragam. "Lihat saja, gantungan kunci bentuknya sama," kata dia.

Direktur Klinik Konsultasi Bisnis DIY, Mohammad Ridwan, mengatakan masalah lain yang dihadapi perajin kecil dan menengah di Yogyakarta adalah sulitnya mendapatkan modal dan pemasaran produk. Dua persoalan itu yang paling kerap dikonsultasikan perajin ke klinik. "Di sini rata-rata ada tiga sampai lima perajin yang datang tiap hari."

Dia mengatakan, banyak perajin kecil berkonsultasi untuk mendapat akses pemasaran. Sementara pusat perdagangan ada di Malioboro, pemerintah juga menggagas kantong-kantong baru untuk memasarkan produk kerajinan Yogyakarta. Salah satunya XT-Square.

Tri Harso Wibowo, perajin boneka tangan, membenarkan penjiplakan lazim ditemui untuk produk yang terbilang laris. "Kalau sudah laku, pasti ada follower-nya," kata pemilik usaha boneka tangan "Kang Bedjo dan Yu Tukini" itu.

Namun, bagi dia, penjiplakan bukan sesuatu yang harus ditakutkan. Sebab, sejak 2009, dia yang memproduksi boneka tangan belum pernah menemukan tiruan produknya. Kalaupun ada, pembeli cenderung menyukai produk asli.

ANANG ZAKARIA




Berita Lain:
Anas Urbaningrum Ditahan, Dosen Unair Meminta Maaf
Mahfud Mengaku Heran Atas Pemilihan Akil Mochta
Soal Dugaan Suap Pilgub Jatim, Ini Kata Cak Imin
Kata Istrinya, Anas Urbaningrum Sedang Tirakat
Kado Tahun Baru Anas Urbaningrum Versi Ipar SBY

Berita terkait

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

4 hari lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya

PNM Sukses Berdayakan Nasabah Hingga Mengekspor Produknya

14 hari lalu

PNM Sukses Berdayakan Nasabah Hingga Mengekspor Produknya

Nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Unit Cempaka Banjarmasin, Salasiah, berhasil mengolah rumput purun menjadi berbagai produk yang fungsional seperti tikar, topi, dompet dan tas sebagai produk andalan.

Baca Selengkapnya

Berawal Iseng jadi Rezeki, Desainer Kerajinan Perhiasan Bunga Kering Ini Raup Omzet Rp 800 Juta

59 hari lalu

Berawal Iseng jadi Rezeki, Desainer Kerajinan Perhiasan Bunga Kering Ini Raup Omzet Rp 800 Juta

Berawal dari kecintaannya dengan bunga, desainer kerajinan ini membuat perhiasan dari bunga kering dan akhirnya bisa meraup omzet hingga ratusan juta.

Baca Selengkapnya

Pameran Kerajinan Jiffina 2024 di Yogyakarta Digelar Empat Hari, Tebar Hadiah Voucher Hotel

3 Maret 2024

Pameran Kerajinan Jiffina 2024 di Yogyakarta Digelar Empat Hari, Tebar Hadiah Voucher Hotel

Event pameran kerajinan dan furniture internasional atau Jogja International Furniture & Craft Fair atau Jiffina kembali digelar di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta 2-5 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Buka Inacraft 2024, Teten Sebut RI Punya Pangsa Pasar 1,25 Persen dalam Industri Kerajinan di Dunia

28 Februari 2024

Buka Inacraft 2024, Teten Sebut RI Punya Pangsa Pasar 1,25 Persen dalam Industri Kerajinan di Dunia

Menkop UKM, Teten Masduki, memproyeksikan pangsa pasar RI dalam industri kerajinan dapat terus meningkat.

Baca Selengkapnya

Mampir ke Bengkel Keris Cek Eri, Upaya Selamatkan Pusaka Palembang dari Kepunahan

27 Desember 2023

Mampir ke Bengkel Keris Cek Eri, Upaya Selamatkan Pusaka Palembang dari Kepunahan

Cek Eri termasuk dalam segelintir orang yang berikhtiar selamat keris Palembang. Ia membuat hulu juga mengerjakan warangka keris Palembang

Baca Selengkapnya

Rumah Rajut dan Tenun jadi Daya Tarik Turis Mancanegara di Pulau Ngenang Batam

16 Desember 2023

Rumah Rajut dan Tenun jadi Daya Tarik Turis Mancanegara di Pulau Ngenang Batam

Pulau Ngenang di Batam yang menjadi tempat tinggal suku Melayu kini menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara.

Baca Selengkapnya

Menengok Keseruan Festival Bambu Lord of the Pring di Bantul

3 Oktober 2023

Menengok Keseruan Festival Bambu Lord of the Pring di Bantul

Kerajinan bambu Munthuk, Bantul, Yogyakarta, telah memiliki pasar dalam negeri dan mancanegara.

Baca Selengkapnya

Pecinta Kerajinan, Inacraft Bakal Digelar 4-8 Oktober Ini di JCC

27 September 2023

Pecinta Kerajinan, Inacraft Bakal Digelar 4-8 Oktober Ini di JCC

Inacraft on October 2023 juga akan menghadirkan fasilitas khusus yang disebut dengan Talam Inacraft.

Baca Selengkapnya

Terkini: Indef Sebut Penyebab Meruginya MotoGP dan WSBK, Susi Pudjiastuti Buka Suara Lagi soal Ekspor Pasir Laut

18 Juni 2023

Terkini: Indef Sebut Penyebab Meruginya MotoGP dan WSBK, Susi Pudjiastuti Buka Suara Lagi soal Ekspor Pasir Laut

Ekonom Indef menanggapi dua event internasional yang diselenggarakan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, MotoGP dan WSBK, yang disebut merugi.

Baca Selengkapnya