TEMPO.CO, Nusa Dua - Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri, mengungkapkan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk naik kelas ke kelompok negara berpendapatan tinggi. Alasannya, Indonesia mempunyai potensi ekonomi sangat besar baik berupa kekayaan alam maupun jumlah penduduk yang besar mencapai 250 juta orang.
Bahkan, secara demografii struktur penduduk di Indonesia didominasi oleh kelompok produktif yang sangat menguntungkan bagi perekonomian nasional. “Fenomena ini dikenal sebagai bonus demografi. Selain itu, kinerja ekonomi makro kita cukup baik," kata Chatib saat ditemui seusai acara Seminar Internasional bertajuk 'Middle Income Trap' di Hotel Grand Hyatt Nusa Dua, Bali, Kamis, 12 Desember 2013.
Namun demikian, dia mengatakan, tidak mudah untuk melakukan lompatan dari kelompok kelas menengah kepada kelompok berpenghasilan tinggi. Studi Bank Dunia menunjukkan negara yang terperangkap ke dalam jebakan kelas menengah jauh lebih banyak dibandingkan negara yang mampu naik kelas menjadi negara berpenghasilan tinggi.
Chatib menjelaskan, ada sejumlah strategi yang perlu dilakukan agar Indonesia bisa naik kelas ke kelompok negara berpendapatan tinggi. Salah satunya, adalah pertumbuhan ekonomi harus bersifat berkelanjutan sekaligus inklusif.
Pertumbuhan yang berkelanjutan, menurut dia, harus didukung dengan meningkatnya produktifitas yang ditunjang oleh peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pengelolaan sumber daya alam yang baik untuk penciptaan nilai tambah tinggi di dalam negeri. “Selain itu pengembangan teknologi dan inovasi serta tentunya dengan tetap menjaga stabilitas ekonomi," kata Chatib.
Untuk menaikkan kelas ekonomi Indonesia ke kelompok negara berpendapatan tinggi, menurut dia, harus ada proses transformasi industrialisasi secara gradual ke arah industri berbasis nilai tambah tinggi. Sementara itu, pertumbuhan yang inklusif diarahkan agar kemajuan ekonomi haruslah juga dinikmati oleh kelompok masyarakat berpendapatan rendah sehingga mampu mengatasi persoalan ketimpangan pendapatan.
Chatib mengatakan, beberapa tantangan juga harus dihadapi Indonesia untuk bisa melompat menjadi negara berpenghasilan tinggi. Secara eksternal, tantangan tersebut adalah ketidakpastian global dan tingginya volatilitas harga minyak.
Sedangkan, dari sisi domestik tantangan yang dihadapi adalah perlambatan produktivitas ekonomi, tren penurunan produksi minyak, masih tingginya angka kemiskinan, dan pengangguran serta adanya peningkatan inequality.