Foto udara kota Tacloban di propinsi Leyte yang porak poranda diterjang topan Haiyan di Filipina (10/11). (AP Photo/Malacanang Photo Bureau, Ryan Lim)
TEMPO.CO, Manila – Hancurnya Filipina akibat terjangan topan Haiyan pada 8 November lalu membuat sebagian besar wilayahnya mengalami kerusakan yang sangat parah. Sejumlah rumah, sekolah, jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya menunggu perbaikan.
Kepada Reuters, Sekretaris Perencanaan Ekonomi Filipina, Arsenio Balisacan, menyebutkan, setidaknya dibutuhkan dana sebesar US$ 5,8 miliar (setara dengan Rp 67 triliun) untuk membangun kembali Filipina yang porak-poranda.
Taksiran ini ia sampaikan dalam sebuah pernyataan di hari Selasa, 19 November 2013. Mengingat besarnya dana yang diperlukan, Balisacan menuturkan, mungkin pemerintah Filipina akan mencari pinjaman dengan bunga lunak dari badan-badan pembangunan.
Jika pemerintah berhasil menyebarkan sumber daya untuk rekonstruksi pasca-topan, ia yakin, ekonomi Filipina akan tumbuh dengan cepat. Fundamental ekonomi negara yang kuat akan tetap utuh.
Gibran Hadiri Seremoni Penutupan HUT Dewan Kerajinan Nasional: UMKM Dilibatkan, Ada Ojol sampai Perias
1 hari lalu
Gibran Hadiri Seremoni Penutupan HUT Dewan Kerajinan Nasional: UMKM Dilibatkan, Ada Ojol sampai Perias
Wali Kota Solo sekaligus Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka menghadiri acara penutupan rangkaian puncak HUT ke-44 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) yang digelar di Pura Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah, Sabtu malam
Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan
7 hari lalu
Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan
Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
26 hari lalu
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.