Surplus Padi Terlampaui, Pemerintah Tetap Impor

Reporter

Selasa, 5 November 2013 17:23 WIB

Petani membenahi jaring yang menutupi tanaman padi mereka di Desa Meunasah Manyang, Kec Lhoknga, Kab. Aceh Besar, Jumat (27/7). ANTARA/Irwansyah Putra

TEMPO.CO, Jakarta -- Sejak 2010 hingga 2012, Indonesia telah mengimpor beras rata-rata dua juta ton per tahunnya. Namun, data tiga tahun terakhir yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan surplus.

Indikasi surplus dapat merujuk pada survey BPS tahun 2011 yang menunjukkan konsumsi per kapita sebesar 113 kilogram per tahunnya. Artinya, target swasembada padi sebenarnya sudah terlampaui semenjak tiga tahun yang lalu.

“Namun, saat ini pemerintah memakai data konsumsi beras perkapita 139 kilogram per tahun. Angka ini bukan hasil survei, itu angka kesepakatan politik,” ujar pengamat pertanian, Khudori saat ditelepon Selasa, 5 November 2013 melalui telepon.

Khudori menyebutkan terdapat dua kemungkinan mengapa Indonesia tetap impor beras, kendati dinilai surplus. Kemungkinan pertama adalah data yang dikeluarkan BPS tidak sepenuhnya benar.


Khudori merujuk pada kejadian di tahun 2002 di mana BPS melakukan survei ulang. Survei ulang tersebut diadakan karena merasa sangsi terhadap laporan produksi beras nasional.
“Akhirnya disimpulkan, laporan produksi padi survei sebelumnya 17 persen lebih tinggi dari yang sesungguhnya. Kenapa hasil survei tahun 2002 tidak dijadikan refleksi?” tegas Khudori.

Kemungkinan kedua adalah, memang data dari BPS benar, namun impor tetap dilakukan para importir untuk meraih rantai ekonomi. Memang, harga beras di dunia jauh lebih rendah dibandingkan harga beras dalam negeri. Oleh karena itulah impor dilakukan karena murahnya harga beras luar negeri.

“Untuk di tingkat formal pemerintahan, mungkin untuk menurunkan harga. Namun bisa saja itu untuk meraih keuntungan dalam rantai ekonomi,” ungkap Khudori.

Kesimpulan surplus Khudori dapat dengan mengalikan angka konsumsi perkapita dengan jumlah penduduk tahun ini. Kemudian, angka produksi beras yang diperoleh dari produksi padi (yang menurut BPS sebesar 70, 87 juta ton) dikalikan angka konversi gabah ke beras (0,59). Hasil dari angka produksi yang dikurangi angka konsumsi akan menentukan surplus minusnya produksi padi dalam negeri.

TRISTIA RISKAWATI


Berita Terkait


Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

21 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

1 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

2 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

2 hari lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

3 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

3 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

5 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

5 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

5 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya