TEMPO.CO, Surakarta - Bank Indonesia Solo mengirim surat teguran kepada beberapa Bank Perkreditan Rakyat, yang angka kredit bermasalahnya tinggi. Kepala Kantor Perwakilan BI Solo, Ismet Inono, mengatakan ada beberapa BPR yang kredit macetnya lebih tinggi dari rata-rata BPR di eks Karesidenan Surakarta.
"Kami minta mereka memperbaiki kinerjanya,” ujar Ismet, Selasa, 8 Oktober 2013. Dia berharap, BPR serius memperbaiki kinerjanya agar kembali sehat.
Ketua Persatuan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Solo, Pangarso Yoga Mutodo, mengakui kinerja BPR belum sebaik bank umum. Angka kredit macet BPR di Surakarta berada pada kisaran 6,35 persen. “Aturan BI, maksimal 5 persen,” kata dia.
Namun, dia menegaskan, sudah ada perbaikan kinerja 86 BPR di eks Karesidenan Surakarta. Sebab, pada periode yang sama tahun lalu, angka kredit macetnya sekitar 7 persen.
Meski kinerja BPR di eks Karesidenan Surakarta masih belum sesuai harapan, dia mengatakan kepercayaan masyarakat ke BPR tetap tinggi. Buktinya, dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat naik dari Rp 2,112 triliun pada Agustus 2012 menjadi Rp 2,438 triliun pada posisi Agustus 2013. “Naik 15,5 persen,” katanya.
Begitu juga kreditnya, naik 15,76 persen dari Rp 2,516 triliun pada Agustus 2012 menjadi Rp 2,912 triliun pada Agustus 2013.
Penurunan hanya terjadi pada aset, yang semula Rp 3,574 triliun, pada Agustus 2012 menjadi Rp 3,56 triliun atau turun 0,38 persen setahun kemudian. Jumlah rekening simpanannya berkurang 3,31 persen menjadi 630.431 rekening, dan rekening kredit turun 6,7 persen menjadi 165.934 rekening.
Dia beralasan, turunnya jumlah rekening simpanan maupun kredit tidak berarti jumlah nasabah BPR berkurang. “Buktinya, nilai simpanan dan penyaluran kreditnya meningkat,” kata dia.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita terkait
Kredit Macet Pinjol Meningkat di Masa Lebaran
19 hari lalu
Turunnya pendapatan sebagian peminjam pinjol menaikkan risiko kredit macet di masa lebaran.
Baca SelengkapnyaGenerasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?
51 hari lalu
Ekonom Yusuf Wibisono angkat bicara soal akar masalah fundamental dari maraknya kredit macet Pinjol pada generasi muda.
Baca SelengkapnyaPrabowo Cerita Pernah Punya Utang di Bank Mandiri dan Telah Bayar Lunas: Rekam Jejak Saya Tidak Terlalu Buruk
57 hari lalu
Prabowo Subianto bercerita, dia pernah punya utang di PT Bank Mandiri Tbk dan telah membayar utang itu 100 persen tanpa potongan.
Baca SelengkapnyaKredit Korporasi dan Komersial Kerek Aset Bank Mandiri, Terbesar Se-Indonesia
1 Februari 2024
Aset Bank Mandiri pada 2023 mencapai Rp 2.174 triliun. Ditopang oleh pertumbuhan kredit korporasi dan komersial.
Baca SelengkapnyaJokowi Puji Semangat Kerja Nasabah PNM: Pengusaha Jangan Ngelentruk, Nglokro..
30 Januari 2024
Jokowi mengaku sangat senang melihat kredit macet permodalan yang terbilang lebih rendah dibanding temuan kredit macet perbankan.
Baca SelengkapnyaKredit Macet Nelayan Capai Rp 878 Miliar, Ganjar-Mahfud Janji Bakal Diputihkan
28 Januari 2024
Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mengunjungi Kampung Nelayan Kurnia di Kelurahan Belawan Bahari, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan
Baca SelengkapnyaEkonom Sebut Kerja Sama ITB-Pinjol Danacita Sediakan Cicilan UKT Berpotensi Kredit Macet
26 Januari 2024
Cicilan UKT ITB via Pinjol Danacita berpotensi jadi kredit macet.
Baca SelengkapnyaKala Ganjar dan Mahfud Md Janji Bakal Hapus Kredit Macet Petani-Nelayan
26 Januari 2024
Pasangan capres-cawapres Ganjar-Mahfud Md berjanji bakal menghapus kredit macet petani dan nelayan jika jadi pemenang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMahfud Md Janji Hapus Kredit Macet Petani dan Nelayan
26 Januari 2024
Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md berjanji akan menghapus kredit macet petani dan nelayan.
Baca SelengkapnyaAkulaku Diberi Waktu hingga Juni untuk Perbaiki Bisnis Paylater
14 Januari 2024
OJK memberikan tambahan waktu kep Akulaku untuk mengambil sejumlah langkah perbaikan bisnis paylater hingga Juni 2024.
Baca Selengkapnya