Seorang siswa pelajar SD Bopkri Gondolayu membatik bersama-sama untuk menyambut peringatan Hari Batik Nasional di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, (30/9). TEMPO/Suryo Wibowo.
TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Komite Industri Kecil dan Handycraft Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Jadin C. Jamaludin, mengatakan perlindungan dan pelestarian batik tradisional masih lemah. "Jumlah pebatik tradisional jadi menurun," kata dia pada Tempo, Rabu, 2 Oktober 2013.
Pengamat batik Yogyakarta itu melihat tak banyak generasi muda yang kini menekuni batik tradisional. Walhasil, pebatik yang tersisa didominasi oleh orang-orang tua.
Dilihat dari proses pembuatannya, menurut dia, batik dibagi menjadi dua. Pertama, batik modern yang mengandalkan teknik printing (cetak) dan batik tradisional yang masih mempertahankan lilin (malam) untuk membuatnya. Bagi kebanyakan orang, batik dilihat dari sekadar motifnya saja. Namun untuk yang paham dan mengenal batik, mereka sekaligus menghargai proses pembuatannya.
Jadin mengatakan, dari sisi pembuatan, batik tradisional dibagi lagi menjadi dua jenis, yakni tulis dan cap. Karena proses pembuatan batik tradisional yang lama dan membutuhkan keahlian, harganya pun jauh lebih mahal dibanding batik cetak.
Untuk mempromosikan batik, lanjut dia, strategi bisnis batik cetak dan tradisional tak bisa disamakan. Batik cetak misalnya, bisa diarahkan ke bidang industrialisasi. Produksinya berlangsung secara massal dan harganya pun bisa ditekan menjadi murah. Sedangkan batik tradisional, keberadaannya tak bisa dilepaskan dari nilai budaya. Strategi promosi dan pasarnya harus didekatkan pada bidang pariwisata.
Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia
10 hari lalu
Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta
28 Februari 2024
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta
Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).