Pertamina Klaim Pemasangan RFID Kelar September

Reporter

Selasa, 24 September 2013 22:03 WIB

Dirut Pertamina Karen Agustiawan (kanan), Pebalap Rifat Sungkar dan Direktur Marketing and Trading Pertamina Hanung Budya (kiri) mengisi bahan bakar minyak pertamina racing ke dalam mobil usai peluncuran Pertamina Racing SPBU Outlet di SPBU Kuningan, Jakarta, (20/7). Harga jenis BBM tersebut Rp35 ribu rupiah per liter. ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Jakarta -Masalah pengadaan alat radio frequency identification (RFID), tak membuat Pertamina menggeser target. Direktur Pemasaran dan Ritel Pertamina Hanung Budya mengklaim pemasangan alat pengendali konsumsi BBM bersubsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum di Wilayah Jakarta selesai pada bulan ini. "Setelah selesai pada SPBU, tinggal lanjut ke pemasangan RFID tag pada kendaraan milik masyarakat," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa, 24 September 2013.

Penggunaan alat radio frequency identification (RFID) digagas Pertamina untuk mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi. Alat ini rencananya akan dipasang pada 5.029 stasiun pengisian bahan bakar umum (Pom Bensin) dan 92 ribu pom bensin Pertamina di seluruh Indonesia. Pertamina menenderkan pengadaan alat ini kepada BUMN produsen alat telekomunikasi PT INTI.

Hanung menjelaskan, saat ini persoalan yang dihadapi Pertamina dalam mengimplementasikan alat RFID pada SPBU adalah stabilitas sistem. "Sistemnya masih suka tiba-tiba hang atau shutdown," ucapnya. Jadi, sebelum diluncurkan pada akhir September ini, Pertamina terus melakukan pengujian dan perbaikan sistem.

Sementara itu, rencana pemasangan alat RFID tag pada kendaraan bermotor masyarakat tidak bersifat wajib atau dilaksanakan secara serentak. "Ini voluntary saja, tapi masyarakat yang ingin beli BBM bersubsidi harus pasang alat ini di kendaraannya." Sehingga, jika konsumen menolak memasang alat ini di kendaraannya, mereka harus beralih ke BBM non subsidi.

Terkait permasalahan kurangnya anggaran produksi alat RFID di PT INTI, Hanung enggan berkomentar. Pertamina, ujarnya, sebagai pemberi tender pengadaan alat memang menerima appeal dari PT INTI yang menyatakan biaya pengadaan RFID membengkak akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dan kenaikan suku bunga. Dia juga tidak memerinci berapa besar kenaikan anggaran yang dimaksud.

Adapun terkait wacana pemerintah untuk mendahulukan penggunaan sistem transaksi pembelian BBM tanpa menggunakan uang tunai alias cashless transaction, Hanung menyatakan Pertamina akan mengikuti kebijakan ini. Kedua sistem bisa diterapkan dan dijalankan secara bersama-sama.



PRAGA UTAMA

Topik Terhangat:
Penembakan Polisi| Tabrakan Maut | Mobil Murah | Miss World | Info Haji

Berita Lainnya:

Cara Indra Sjafri Pilih Algojo Penalti AFF U-19
Fisik Evan Dimas dkk Lebih Kuat Dibanding Lawan
Blusukan Indra Sjafri Melahirkan Timnas U-19

Berita terkait

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

4 September 2022

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

Kenaikan harga BBM tak menyurutkan rencana perseroan membatasi penyaluran Pertalite dan Solar agar tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

11 Mei 2017

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

Pertamina Balikpapan akan menambah kuota BBM selama puasa sebesar 7 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

5 Januari 2017

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

Presiden Joko Widodo mengingatkan separuh dari kebutuhan BBM dalam negeri dipenuhi dari impor.

Baca Selengkapnya

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

25 November 2016

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

Pemerintah menunjuk badan usaha penyalur bahan bakar minyak (BBM) tertentu dan penugasan 2017.

Baca Selengkapnya

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

30 September 2016

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

Pemerintah belum bisa mewujudkan rencana penghapusan bahan bakar minyak jenis Premium kendati masyarakat mulai beralih dari Premium.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

6 Mei 2016

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

Pertamina memproyeksikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi mengalami kenaikan sekitar 10 persen saat libur panjang.

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

3 Februari 2016

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

Pemerintah akan melihat aspek untung-rugi menghapus Premium.

Baca Selengkapnya

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

25 Juni 2015

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

Pertalite sudah disetujui DPR untuk dipasarkan.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

16 Juni 2015

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

Dalam kondisi normal, konsumsi Premium rata-rata 76.258 kiloliter per hari.

Baca Selengkapnya

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

22 April 2015

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

Emisi karbon Pertalite di bawah Premium.

Baca Selengkapnya