Banyuwangi Dapat Hibah Saham Perusahaan Tambang
Editor
Agus Supriyanto
Senin, 16 September 2013 16:45 WIB
TEMPO.CO, Banyuwangi - Pemerintah Banyuwangi, Jawa Timur, mendapatkan 10 persen saham dari PT Merdeka Serasi Jaya, perusahaan yang memiliki 100 persen saham PT Bumi Suksesindo. Sepuluh persen saham tersebut setara Rp 10 miliar yang dikonversi dengan 10 ribu lembar saham milik perusahaan itu.
PT Bumi Suksesindo adalah pemegang kuasa eksplorasi pertambangan emas di Gunung Tumpang Pitu Banyuwangi. Kandungan mineral di gunung itu diklaim memiliki cadangan emas 1 miliar ton dengan kadar tembaga 0,6 persen. Nilainya diperkirakan mencapai Rp 50 triliun.
Hadiah saham perusahaan tambang untuk Banyuwangi itu terungkap dalam rapat dengar pendapat Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah bersama jajaran eksekutif, Senin, 16 September 2013.
Menurut Ketua Badan Legislasi, Handoko, bupati mengajukan perubahan Peraturan Daerah No 13 Tahun 2007 tentang Penyertaan Modal untuk menampung hibah 10 persen saham itu. "Jadi, hibahnya berupa saham," kata dia kepada Tempo, Senin, 16 September 2013.
Menurut Handoko, DPRD masih menelaah lebih lanjut sebelum menyetujui perubahan perda tersebut. Sebab, eksekutif belum bisa menunjukkan surat perjanjian hibah, nilai deviden, dan potensi emas di Tumpang Pitu. Dewan juga menyayangkan kecilnya saham yang diberikan. Padahal, sebagai pemilik wilayah, Banyuwangi bisa menuntut jatah lebih besar.
Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Djajat Sudrajat, mengatakan penerimaan hibah itu sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Banyuwangi akan mendapatkan deviden bila perusahaan tambang emas tersebut telah berproduksi. "Sekarang perusahaan masih eksplorasi," kata dia. Berapa deviden yang akan diberikan, kata Djajat, nantinya tergantung rapat usaha pemegang saham.
Sejak 2011, pemerintah Banyuwangi memang getol meminta jatah saham kepada calon operator tambang emas di Gunung Tumpang Pitu. Sebelum dikelola Bumi Suksesindo, kuasa eksplorasi berada di tangan PT Indo Multi Niaga sejak tahun 2006-2012.
Indo Multi Niaga dan perusahaan Australia, Intrepid Mines Ltd, meneken kesepakatan untuk mengelola tambang Tumpang Pitu pada 2007. Intrepid sanggup menyediakan dana pengembangan proyek, sedangkan Indo Multi Niaga wajib mengurus segala perizinan. Kedua perusahaan akan mendirikan perusahaan patungan dengan porsi kepemilikan 80 persen untuk Intrepid. Namun, pertengahan 2012, Indo Multi Niaga mangkir dari perjanjian karena mengalihkan sahamnya pada Bumi Suksesindo. Pengalihan saham ini disetujui Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
IKA NINGTYAS