Sejumlah mobil pribadi berusaha menerobos jalur Busway untuk menghindari kemacetan yang cukup parah di jalan protokol MH Thamrin, Jakarta Pusat, (19/8). Kemacetan terjadi akibat adanya aksi unjuk rasa di Bunderan HI. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta-Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Danang Parikesit menyatakan kecepatan kendaraan pada saat jam sibuk masih di bawah 20 kilometer per jam. Padahal idealnya, pada saat jam-jam sibuk kecepatannya antara 20-30 kilometer perjam.
Oleh karenanya, Danang melanjutkan, untuk mengatasi permasalahan transportasi di wilayah Jabodetabek diperlukan setting parameter yang benar. "Termasuk permasalahan laju kendaraan pada saat jam sibuk," ujar Danang, Kamis, 29 Agustus 2013.
Selain itu, untuk membenahi masalah transportasi di Jabodetabek diperlukan menata panggung. Permasalahan di Jakarta tak lepas dari daerah penyangga seperti Bodetabek. "Jakarta tak bisa berdiri sendiri maka harus ada sinergi yang baik dengan daerah penyangga."
Terakhir, Danang menambahkan, kompleksitas masalah transportasi Jakarta harus melihat penataan strategi. Penataan strategi diperlukan karena pembiayaan masalah transportasi tak semuanya dibebankan kepada pemerintah daerah tapi pemerintah pusat pun harus turut andil.
Wakil Menteri Perhubungan, Kementerian Perhubungan Bambang Susantono menginginkan pembangunan transportasi di Jakarta harus memperhatikan masalah berkurangnya angkutan umum. "Kami menginginkan kebijakan agar masyarakat beralih ke angkutan umum," ucapnya.
Menurut Bambang, saat ini perbandingan antara kapasitas jalan dan jumlah kendaraan sudah tak lagi berimbang. "Maka kita harus fokus pada pada pembangunan transpotasi umum."
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni.