Kilang minyak Pertamina Cilacap. TEMPO/Aris Andrianto
TEMPO.CO, Jakarta- Meski Badan Anggaran DPR telah menyepakati asumsi makro 2014 pada Juli 2013 lalu, namun sejumlah poin masih dipertanyakan anggota dewan dalam rapat paripurna penyampaian pendapat fraksi terhadap RAPBN 2014. Asumsi lifting minyak mentah dianggap terlalu optimistis oleh sebagian fraksi.
“Dengan target lifting 870 ribu barel per hari, pemerintah harus bekerja ekstra keras,” ujar anggota Fraksi Partai Amanat Nasional saat menyampaikan pandangan fraksinya, Selasa, 20 Agustus 2013. Menurut fraksinya, masih banyak masalah penghambat produksi minyak seperti keamanan dan koordinasi yang lemah antara pusat dan daerah.
Sementara itu dua fraksi lain, yakni Golkar dan Partai Hati Nurani Rakyat berpendapat sebaliknya. Menurut kedua fraksi itu, asumsi lifting minyak seharusnya bisa lebih besar. Selain itu pemerintah juga diminta membenahi kendala-kendala teknis serta meningkatkan investasi di sektor hulu migas. “Kami meminta penjelasan terkait asumsi lifting minyak ini, karena dapat mempengaruhi defisit neraca migas,” kata anggota Fraksi Golkar Dewi Asmara.
Asumsi ini seharusnya bisa ditingkatkan lagi, karena menurut Dewi, dalam pembahasan awal pemerintah sempat menargetkan lifting minyak mencapai 900 - 930 ribu barel per hari. Golkar menyarankan pemerintah membentuk tim khusus untuk mengawasi target produksi minyak. Anggota Fraksi Partai Hanura Nurdin Tampubolon juga berpendapat sama. “Target lifting seharusnya bisa ditingkatkan sampai 900 ribu barel per hari,” ujarnya.
Menanggapi pandangan DPR itu, Menteri Keuangan Chatib Basri menjelaskan pemerintah melalui SKK Migas telah melakukan upaya pencapaian lifting dengan mempercepat pengembangan lapangan produksi migas, secondary tertiary recovery, aktivasi sumur-sumur minyak yang berstatus suspense, dan lainnya.
Sedangkan terkait target lifting yang dianggap tidak realistis, Chatib mengatakan penetapannya telah melalui pembahasan antara SKK Migas, Kementerian ESDM, dan Kementerian Keuangan. Pemerintah telah mempertimbangkan potensi kemampuan produksi masing-masing lapangan migas dan proyeksi penurunan produksi secara alamiah.
“Adanya temuan cadangan baru, dan perkiraan optimalisasi produksi minyak di lapangan Cepu,” kata Menteri Chatib dalam jawaban tertulis terhadap pandangan fraksi-fraksi DPR tersebut.