Bogasari Akan Naikkan Harga Tepung 2 Persen
Editor
Sorta Marthalena Tobing
Rabu, 24 Juli 2013 14:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Indofood Sukses Makmur Bogasari Folurs Mills berencana menaikkan harga tepung terigu sebesar dua persen. Pelemahan nilai tukar rupiah dalam tiga bulan terakhir serta kenaikan permintaan jelang Lebaran menjadi penyebab rencana kenaikan harga tersebut.
Senior Vice President Commercial Bogasari, Franky Welirang, mengatakan ia belum dapat memastikan kapan kenaikan harga bisa dilakukan. Tapi, ia memperkirakan kenaikan harga akan dilakukan dalam waktu dekat karena permintaan meningkat pesat saat Lebaran.
"Dalam tiga bulan, rupiah sudah terdepresiasi 10 persen. Kami melihat realita bahwa harga harus naik sekitar 2 persen," katanya saat menerima kunjungan Menteri Perindustrian (Menperin) M.S. Hidayat di pabrik Bogasari, Tanjung Priok, Rabu, 24 Juli 2013.
Menanggapi rencana kenaikan harga tepung terigu tersebut, Menperin mengatakan bahwa pemerintah akan berupaya keras agar harga tepung tidak naik, khususnya jelang Lebaran. "Saya bilang kemungkinan harga tidak akan naik karena saya akan lawan dengan beberapa kebijakan, sehingga tidak masalah jika harga tidak naik sekarang," katanya.
Langkah yang bisa diambil pemerintah, kata Hidayat, adalah menyikapi keberatan pengusaha terigu atas beban Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dibebankan pada mereka. Pengusaha tepung terigu banyak mengeluhkan hal ini karena PPN pakan ternak ditanggung pemerintah, sementara tepung terigu merupakan bahan baku untuk pembuatan makanan ternak.
Setelah Lebaran, pemerintah akan mendiskusikan soal kenaikan harga tepung terigu dengan para pelaku industri agar kenaikan bisa dihindari. "Setelah Lebaran kita bicarakan lagi mengenai construction cost-nya apakah perlu kenaikan. Yang pasti, sekarang belum ada alasan kuat untuk naik," katanya.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Benny Wahyudi, mengatakan bahwa pemerintah mengarahkan agar kenaikan harga bisa dilakukan setidaknya setelah Lebaran. Ia menyadari bahwa beban produsen tepung terigu sudah berat karena pelemahan nilai tukar rupiah.
"Terkait mata uang, kalau naik dua persen ya wajar, tapi memang timing-nya tidak tepat. Barangkali, beban perusahaan ini yang akan kami coba kurangi, misalnya masalah anti dumping kami tangguhkan," katanya.
ANANDA TERESIA
Topik Terhangat
Front Pembela Islam | Bisnis Yusuf Mansur | Aksi Chelsea di GBK | Daging Sapi Impor
Berita Terkait
SBY Janji Bangun Infrastruktur Warga Syiah
Setiap Singgah, Penggowes Syiah Didukung Bupati
Ngonthel Sepeda, Warga Syiah Pulang Pakai Pesawat