Satelit Deteksi 173 Titik Api di Riau  

Reporter

Senin, 22 Juli 2013 17:55 WIB

Helikopter menumpahkan air untuk memadamkan kebakaran hutan di wilayah Siak, Riau, pada 24 Juni 2013. Pembakaran hutan menyebabkan asap menyelimuti Riau, Singapura, dan Malaysia. REUTERS/Fikih Auli

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan terjadi peningkatan jumlah titik api (hotspot) di Riau. Pantauan satelit NOAA-18 menunjukkan terdapat 173 titik api yang tersebar di Riau. Kabut asap kembali terjadi di Riau dan menurunkan jarak pandang di Riau.

"Pagi ini (22 Juli 2013) jarak pandang di Bandara Pekanbaru hanya 70 meter dan di Dumai 800 meter. Kondisi ini menyebabkan gangguan kedatangan dan keberangkatan pesawat dari dan ke Pekanbaru ," kata Juru Bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Senin, 22 Juli 2013.

Selain gangguan jarak pandang, kabut asap juga membuat kualitas udara menurun. Menurut Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang diukur pada pukul 08.00 mencatat ISPU di Rumbai 619 psi (Pollutant Standard Index), Minas 247 psi, Duri Camp 164 psi, dan Duri Field 292 psi. Dalam standar ISPU, rentang 101-150 PSI tergolong tidak sehat untuk kelompok tertentu dan ISPU 151-200 SPI tergolong tidak sehat.

"Artinya kualitas udara sudah tidak sehat. Bahkan ISPU di Malaysia juga mengalami kenaikan," kata Sutopo.

Titik-titik api yang terdeteksi ini tersebar di Rokan Hilir 69 titik, Bengkalis 41 titik, Rokan Hulu 9 titik, Siak 20 titik, Dumai 12 titik dan masing-masing satu titik di Kampar, Pelalawan, dan Kepulauan Meranti. Untuk mengantisipasi bencana asap ini, pemerintah menyiapkan dua pesawat Hercules C-130 dan empat pesawat Casa untuk membuat hujan buatan.

Sutopo mengatakan, operasi water bombing juga terus dilaksanakan dengan tiga helikopter Bolco BNPB, dan satu helikopter Sikorsky. "Helikopter mampu mengangkut air 4.500 liter untuk dijatuhkan di titik api di Riau," kata Sutopo.

Pemerintah memperkirkan puncak kebakaran lahan dan hutan terjadi pada bulan Agustus hingga Oktober, baik di Sumatera maupun di Kalimantan. Hal ini disebabkan pada musim tersebut tingkat kekeringan tinggi karena musim kemarau.

"99 persen kebakaran terjadi akibat dibakar. Kunci utama antisipasi bencana asap adalah implementasi peraturan yang terkait dengan pencegahan kebakaran lahan dan hutan serta penegakan hukum. Jika tidak, maka pembakaran lahan dan hutan terus dilakukan," kata Sutopo.

Sebelumnya, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyebutkan telah ditetapkan 24 tersangka dalam kebakaran hutan dan lahan di Riau yang terjadi pada Juni 2013. Dari jumlah tersebut, 17 tersangka terlibat dalam kebakaran di kawasan milik perusahaan.

BERNADETTE CHRISTINA




Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

8 Juni 2023

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.

Baca Selengkapnya

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

26 September 2021

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

Jaksa mendakwa perusahaan listrik Pacific Gas & Electric karena gagal menebang pohon yang jatuh ke kabel listrik dan memicu kebakaran hutan California

Baca Selengkapnya