Wapres Boediono (ketiga kiri) didampingi Menkeu Agus Martowardojo (dua kanan), Mendag Gita Wirjawan (kedua kiri), Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad (kanan) dan Dirut Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito (kiri). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - - PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) menargetkan masuk dalam kategori bank umum berdasarkan kelompok usaha 2 (BUKU 2) dengan modal inti Rp 1 triliun- Rp 5 triliun pada akhir tahun 2015. "Tambahan modal bisa kita dapatkan dari right issues,"ujar Direktur Utama Bank Maspion Herman Halim saat ditemui di gedung Bursa Efek Indonesia hari ini, Kamis, 11 Juli 2013.
Dengan tambahan dana segar dari pencatatan saham perdana sekitar Rp 246,4 miliar maka modal inti perseroan menjadi sekitar Rp 600 miliar atau masuk ke BUKU 1 dengan modal inti di bawah Rp 1 triliun. Itu artinya Bank Maspion akan kembali mencari modal sebanyak Rp 400 miliar guna masuk BUKU 2."Sumber modalnya kita lihat lagi dari perkembangan nanti, tapi opsinya baru di right issues,"kata Herman.
Selain itu, di bulan September mendatang Bank Maspion akan meluncurkan fasilitas e-banking. Dana yang dikeluarkan untuk fasilitas tersebut yakni sekitar Rp 10 miliar."Dari dana kita sendiri,"ujar Herman.
Hari ini, Bank Maspion resmi memperdagangkan sahamnya di pasar modal Indonesia. Dana yang diperoleh dari aksi korporasi itu akan digunakan sepenuhnya untuk memperkuat struktur pendanaan jangka panjang guna mendukung ekspansi kredit. Hingga akhir Juni, aset perseroan tercatat sebesar Rp 3,82 triliun, meningkat 12,25 persen dari akhir Desember 2012.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.