BLSM, 'Obat' Sementara Bagi Raniyem  

Reporter

Editor

Zed abidien

Sabtu, 29 Juni 2013 15:36 WIB

Seorang warga miskin menunjukkan Rp 300 ribu seusai mengantri untuk mendapatkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat(BLSM) di Kantor Pos Besar Semarang, Sabtu (22/6). Kantor Pos Semarang mendistribusikan BLSM kepada 1.091 warga di tujuh kelurahan di Kecamatan Semarang Tengah.(Tempo/ Budi Purwanto)

TEMPO.CO, Jakarta - Sambil menenteng map berwarna hijau, Raniyem, 51 tahun, memasuki baris antrean di salah satu Kantor Pos Kebon Jeruk Jakarta Barat. Sementara tangan kanannya menenteng map berisi berkas, tangan kirinya menggandeng anak perempuannya, Dewi, yang berumur 6 tahun.

Sesekali dia menenangkan anaknya yang terlihat rewel karena bosan mengantre. "Selanjutnya Nomor 91," seru salah seorang petugas Kantor Pos. Raniyem mengintip nomor antrean di tangannya, nomor 114. Raniyem kembali menenangkan anaknya sambil sesekali mengipas menggunakan map yang dibawanya.

Antrean panjang warga memang membuat ruangan terasa pengap. Ruang tersebut sebenarnya lebih mirip basemen parkir yang disulap menjadi ruang tunggu.

Ketika nomor antreannya dipanggil, Raniyem bergegas menuju loket pengambilan uang. Tiga lembar uang seratus ribu dimasukkannya ke dompet. Raut sumringah seketika menghiasi wajah Raniyem.

"Alhamdulillah, ada tambahan buat bulan ini," ujar Raniyem senang. Uang Rp 300.000 memang bukan jumlah yang kecil bagi seorang buruh cuci sepertinya. Dalam sebulan, pendapatannya tidak lebih dari Rp 500.000. "Kalau ada yang nyuruh ya nyuci, kalau tidak ada ya tidak ada penghasilan," ujarnya.

Kabar gembira diterimanya beberapa hari sebelumnya. Saat itu seorang petugas kantor Pos mengetuk pintu rumah kontrakannya di daerah Kemanggisan Ilir Jakarta Barat. Sebuah amplop warna merah dibukanya, isi amplop tersebut adalah pemberitahuan bahwa dirinya merupakan salah seorang penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). "Sempat senang awalnya, tapi pas tahu kalau itu gara-gara BBM naik jadi agak gimana," ujar Raniyem sambil tersenyum simpul.

Dengan harga BBM yang awal saja Raniyem mengaku harus bersusah payah menghidupi dua anaknya Dewi dan Wahyu, 16 tahun. "Dulu bisa makan daging dua minggu sekali saja sudah syukur, apalagi sekarang," keluhnya.

Belum lagi lanjutnya, utang yang belum terbayarkan kepada tetangga. "Utang biaya pengobatan almarhum suami saya saja belum terbayar," ujarnya sembari menunjukkan lembar tanggungan pembiyaan Rumah Sakit. "Utangnya sekampung," lanjut Raniyem terkekeh. Raniyem kemudian mengisahkan awal perjalanannya di Ibukota.

Nganjuk, kota kelahiran ditinggalkannya sekitar 30 tahun lalu demi segumpal harapan. Jakarta nampaknya masih menjadi magnet bagi orang desa sepertinya. "Dulu jadi buruh tani di kampung, tidak punya lahan sendiri akhirnya ke Jakarta."

Kerasnya kehidupan Jakarta benar-benar dirasakannya. Selain menjadi buruh pabrik, beberapa pekerjaan lain juga dijalaninya demi bertahan hidup di Jakarta.

Sempat gagal menikah dengan seorang pria, Raniyem kemudian bertemu dengan Rohim, seorang buruh bangunan. Semua kebutuhan rumah tangga disandarkannya pada sang suami kala itu.

Namun sejak tiga tahun lalu, Rohim suami yang selama ini jadi tulang punggung keluarga meninggal karena penyakit paru-paru. Sejak itu Raniyem harus berjuang untuk menghidupi kedua anaknya sendiri. "Sebenarnya sih senang dapat BLSM seperti ini, tapi lebih senang lagi kalau BBM tidak naik," harapnya.

Dengan kondisi yang serba kekurangan, Raniyem mengaku akan berusaha agar kedua anaknya bisa bersekolah hingga ke jenjang Perguruan Tinggi. "Pokoknya anak-anak harus sekolah," ujarnya menirukan ucapan mendiang sang suami.

FAIZ NASHRILLAH


Berita terkait

Menjajal Atraksi Melangkah di Atas Atap Optus Stadium Perth yang Mendebarkan

6 menit lalu

Menjajal Atraksi Melangkah di Atas Atap Optus Stadium Perth yang Mendebarkan

Optus Stadium Perth, Australia menawarkan atraksi yang cukup ekstrem, melangkah di atas atap stadium dengan ketinggian 42 meter di atas permukaan tanah.

Baca Selengkapnya

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

7 menit lalu

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

PJ Gubernur Bangka Belitung menyebut sekitar seribu pekerja di lima smelter yang terkait korupsi timah terkena PHK

Baca Selengkapnya

Jadwal Proliga 2024 Kamis 2 Mei: Jakarta LavAni Allo Bank dan Jakarta STIN BIN Berduel, Berebut Puncak Klasemen

13 menit lalu

Jadwal Proliga 2024 Kamis 2 Mei: Jakarta LavAni Allo Bank dan Jakarta STIN BIN Berduel, Berebut Puncak Klasemen

Tim bola voli putra Jakarta LavAni Allo Bank dan Jakarta STIN BIN bertemu di pertandingan pekan kedua Proliga 2024 di GOR Jatidiri, Semarang, Kamis.

Baca Selengkapnya

6 Tips Alami Memutihkan Gigi

16 menit lalu

6 Tips Alami Memutihkan Gigi

Berikut enam tips alami memutihkan gigi menggunakan bahan-bahan yang mudah dijangkau.

Baca Selengkapnya

Gaga Muhammad Bebas Bersyarat, Ini Isi Tuntutan yang Membuatnya Divonis 4,5 Tahun Penjara

18 menit lalu

Gaga Muhammad Bebas Bersyarat, Ini Isi Tuntutan yang Membuatnya Divonis 4,5 Tahun Penjara

Setelah dua tahun mendekam di bui, kini Gaga Muhammad bebas bersyarat. Vonisnya 4,5 tahun penjara. Apa isi tuntutan saat itu?

Baca Selengkapnya

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

21 menit lalu

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merespons perihal penghentian penyidikan kasus kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi atau Brigadir RA

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPSI yang Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri

24 menit lalu

Rekam Jejak Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPSI yang Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea ditunjuk Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Staf Ahli Kapolri. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Lanjutan Pemeriksaan Pendahuluan Sengketa Pileg, Ada 81 Perkara

26 menit lalu

MK Gelar Sidang Lanjutan Pemeriksaan Pendahuluan Sengketa Pileg, Ada 81 Perkara

Juru Bicara MK Fajar Laksono mengatakan terdapat total 297 perkara dalam sengketa pileg 2024. Disidangkan secara bertahap.

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

31 menit lalu

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

32 menit lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya