Renegosiasi Harga Gas Tangguh ke Fujian Tertunda

Reporter

Editor

Muchamad Nafi

Jumat, 21 Juni 2013 17:53 WIB

TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Negosiasi harga baru ekspor gas alam cair (LNG) Kilang LNG Tangguh, Papua ke Fujian, Cina kemungkinan tertunda. Meskipun mulanya kedua belah pihak setuju meninjau harga ekspor LNG pada Mei 2013, namun belum ada kesepakatan kapan negosiasi dimulai.

"Kami selalu komunikasi dengan mereka, tapi mereka belum setuju kapan mau kick off-nya, mau membahas," kata Deputi Pengendalian Komersial Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Widhyawan Prawiraatmadja ketika ditemui di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jumat, 21 Juni 2013.

Widhyawan mengatakan, terjadi perbedaan persepsi mengenai waktu renegosiasi harga LNG. Indonesia menggunakan patokan waktu empat tahun setelah pengiriman perdana kargo LNG dari Tangguh ke Fujian yang jatuh tempo pada awal Mei 2013. "Menurut Cina tidak bisa tahun kontrak dimulai pada tengah tahun. Dengan kata lain, mereka menyatakan baru bisa tahun depan," kata Widhyawan.

Menurutnya, pemerintah Indonesia menginginkan renegosiasi harga dirampungkan paling lambat akhir 2013. Harga baru diharapkan berlaku surut untuk pengiriman kargo LNG sejak Januari 2013. "Kalau menurut mereka, renegosiasi pada Mei 2014. Sehingga, kalau berlaku surut, dihitung dari ekspor LNG Januari 2014," kata Widhyawan.

Dia berharap, waktu renegosiasi dapat diputuskan dalam waktu dekat. Setelah kedua pihak duduk bersama, masalah harga baru akan dibahas. Selama belum ada kesepakatan baru, maka gas untuk Fujian masih diekspor dengan harga lama yaitu US$ 3,35 juta per million metric british thermal unit (MMBTU).

"Tetapi masalahnya pembeli dan penjual punya interpretasi sendiri-sendiri. Kalau ada perbedaan interpretasi, kalau perlu ya ke arbitrase," katanya.

Menteri ESDM Jero wacik sebelumnya mengharapkan harga ekspor LNG Tangguh ke Fujian bisa naik di atas US$ 10 per MMBTU. Perhitungan ini dengan acuan harga LNG di pasar domestik yang berkisar US$ 10 per MMBTU dan harga LNG di pasar spot internasional di kisaran US$ 16 per MMBTU.

Sebelumnya, Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini mengatakan, ada 2 poin terkait formula yang diusulkan diubah dalam renegosiasi ini. Pertama, pencabutan batas atas harga minyak yang dipatok maksimal US$ 38 per barel. Batas atas inilah yang menyebabkan harga gas ke Fujian selama ini mentok di US$ 3,35 per MMBTU meskipun harga minyak dunia sudah menembus US$ 100 per barel.

Poin ke dua, menaikkan faktor pengali harga LNG yang saat ini 5,25 persen menjadi 11 persen. Menurut Rudi, dengan dua faktor ini harga bisa naik ke kisaran US$ 7 per MMBTU hingga US$ 11 per MMBTU.

BERNADETTE CHRISTINA
Terhangat:

Evaluasi Jokowi | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah

Berita lainnya:
Malam Ini Pengumuman Harga BBM Bersubsidi Naik
Pensil Bluetooth dan Gelang Komunikasi di SBMPTN
Soal Asap, Menkokesra: Singapura Jangan Mengeluh
Ada Soal Luthfi Hasan di Ujian, PKS Protes SMK

Berita terkait

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

1 hari lalu

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya

Pengeboran 849 Sumur hingga Akhir 2023, SKK Migas: Produksi Gas Meningkat 1,3 Persen

12 Desember 2023

Pengeboran 849 Sumur hingga Akhir 2023, SKK Migas: Produksi Gas Meningkat 1,3 Persen

SKK Migas mencatat peningkatan angka produksi minyak di tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kelompok Lingkungan di Arena COP28 Desak Stop Perdagangan Gas Alam Cair

9 Desember 2023

Kelompok Lingkungan di Arena COP28 Desak Stop Perdagangan Gas Alam Cair

Kelompok lingkungan hidup di arena COP28 mendesak diakhirinya ekspansi LNG untuk menghentikan 'kekacauan iklim'.

Baca Selengkapnya

Kontrak yang Diteken di Forum Kapasitas Nasional III 2023 Jakarta Tembus Rp 20,2 T

26 November 2023

Kontrak yang Diteken di Forum Kapasitas Nasional III 2023 Jakarta Tembus Rp 20,2 T

SKK Migas mengungkapkan total nilai kontrak antarperusahaan dalam negeri yang ditandatangani di Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) III 2023 Jakarta

Baca Selengkapnya

Pertamina Kembangkan Bisnis Carbon Capture dan Gas Alam Cair

7 September 2023

Pertamina Kembangkan Bisnis Carbon Capture dan Gas Alam Cair

PT Pertamina (Persero) mengembangkan bisnis carbon capture storage (CCS) dan gas alam cair (LNG) secara terintegrasi untuk mengurangi emisi karbon.

Baca Selengkapnya

Dukung Terminal LNG di Bali, Luhut Yakin RI Akan Kelebihan Produksi Gas Alam Cair pada 2032

26 Juli 2023

Dukung Terminal LNG di Bali, Luhut Yakin RI Akan Kelebihan Produksi Gas Alam Cair pada 2032

Menteri Luhut meminta pembangunan Terminal Liquified Natural Gas (LNG) di Bali terus digenjot. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Buka Keran Ekspor Pasir Laut, Luhut Larang Ekspor LNG, Apa Alasannya?

1 Juni 2023

Jokowi Buka Keran Ekspor Pasir Laut, Luhut Larang Ekspor LNG, Apa Alasannya?

Setelah 20 tahun dilarang, Jokowi membuka keran ekspor pasir laut yang disusul dengan perintah Menko Marves, Luhut melarang ekspor LNG. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Truk Berbahan Bakar Gas Alam Cair Pertama di Indonesia Sedang Diuji Coba

25 Januari 2023

Truk Berbahan Bakar Gas Alam Cair Pertama di Indonesia Sedang Diuji Coba

Subholding Gas Pertamina, PT PGN bersama anak usaha PT Gagas Energi Indonesia sedang melakukan uji coba truk berbahan bakar gas alam cair (LNG).

Baca Selengkapnya

SKK Migas: Nilai Investasi Eksplorasi Minyak dan Gas Tahun Ini US$ 1,7 Miliar, Tertinggi sejak 2016

23 Januari 2023

SKK Migas: Nilai Investasi Eksplorasi Minyak dan Gas Tahun Ini US$ 1,7 Miliar, Tertinggi sejak 2016

SKK Migas akan melakukan eksplorasi minyak dan gas di 57 sumur dengan nilai investasi mencapai US$ 1,7 miliar. Tertinggi sejak 2016.

Baca Selengkapnya

SKK Migas Targetkan Pengeboran 57 Sumur Eksplorasi, Bertambah 90 Persen

19 Januari 2023

SKK Migas Targetkan Pengeboran 57 Sumur Eksplorasi, Bertambah 90 Persen

SKK Migas menargetkan pengeboran sebanyak 57 sumur eksplorasi tajak pada 2023, meningkat 90 persen dibanding capaian tahun 2022.

Baca Selengkapnya