BI Klaim Pasar Valas Kembali Normal

Kamis, 13 Juni 2013 17:03 WIB

Deputi Gubernur Bank Indonesia terpilih Perry Warjiyo, menangani bidang pengelolaan moneter menggantikan Budi Mulya diberhentikan dengan hormat. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta- Bank Indonesia mengklaim aktivitas di pasar valuta asing berangsur-angsur normal. "Setelah kami mengambil respon kebijakan kemarin, para pihak yang mempunyai supply dolar termasuk eksportir sudah jual dolar di pasar," kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers di Gedung BI, Kamis, 13 Juni 2013.

Hari ini, Rapat Dewan Gubernur kembali memperkuat langkah stabilisasi moneter dengan menaikkan BI Rate 25 basis poin dari level 5,75 persen menjadi 6 persen.

Langkah tersebut melanjutkan keputusan Rapat Dewan Gubernur BI sebelumnya yang menaikkan suku bunga simpanan di Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FasBI rate) dari 4 persen menjadi 4,25 persen mulai 12 Juni. Langkah tersebut diambil setelah dua pekan rupiah melemah ke level Rp 9.800 per dolar AS.

Menurut Perry, permintaan valas juga semakin kondusif. Permintaan valas dari individu kepada bank berangsur normal, demikian juga transaksi valas antarbank di Pasar Uang Antarbank (PUAB).

Perbankan yang triwulan lalu menyimpan dolar di luar negeri juga diklaim Perry sudah mulai kembali melepas dolar di pasar valas domestik. "Sebagian bank-bank yang menyimpan dana di luar negeri mulai melepas di pasar valas domestik, tentu tidak semua karena mereka juga harus memenuhi kebutuhan valas internal," katanya.

Neraca Modal dan Finansial dalam Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mencatat ada arus keluar lebih dari US$ 7 miliar pada triwulan lalu. Arus keluar ini diketahui berasal dari perbankan. "Dulu ada outflow sekarang jauh menurun," katanya.

Selain perkembangan positif di pasar valas, BI juga melansir perkembangan positif di pasar modal. Arus keluar modal asing terpantau semakin menurun.

Dalam lelang Surat Berharga Negara (SBN), Perry menjelaskan, BI berrencana membeli Rp 2 triliun, tapi nyatanya yang menjual hanya Rp 1 triliun. "Ini indikasi reversal yang sebelumnya terjadi berangsur-angsur turun. Kami juga melihat minat investor asing membeli SBN," katanya.

BI memang tengah mengintensifkan upaya menjaga stabilitas moneter. BI menyebutnya sebagai langkah preemptive. Pertama, BI memasok dolar dalam jumlah besar untuk memastikan likuiditas dolar tersedia cukup. Kedua, BI membeli SBN yang dijual asing dalam lelang di pasar sekunder.

MARTHA THERTINA

Terhangat:
Mucikari SMP | Taufiq Kiemas | Rusuh KJRI Jeddah

Baca juga:
Mark Zuckerberg Dicecar Pemilik Saham Facebook

Rupiah Turun Ancam Pengusaha Komputer

Dahlan Minta BUMN Buyback Saham Bluechip

Postur Anggaran RAPBNP 2013 Disetujui

Berita terkait

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

13 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

18 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

18 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

19 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

19 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

19 hari lalu

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

20 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Istana Tegaskan Presiden Jokowi Terus Dorong Penguatan KPK

1 Desember 2023

Istana Tegaskan Presiden Jokowi Terus Dorong Penguatan KPK

Ari Dwipayana menyebut semua pihak termasuk Presiden Jokowi berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjalankan fungsinya dengan baik.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Untungkan Eksportir

27 Oktober 2023

Wamenkeu Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Untungkan Eksportir

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika bisa menguntungkan para eksportir.

Baca Selengkapnya

Agenda Jokowi Reshuffle Gelombang Kedua

26 Oktober 2023

Agenda Jokowi Reshuffle Gelombang Kedua

Presiden Jokowi dikabarkan kembali akan reshuffle kabinet pada pekan depan. Siapa saja yang bakal diganti?

Baca Selengkapnya