Kemarau Basah, Petani Kedelai Gagal Panen

Reporter

Kamis, 6 Juni 2013 16:59 WIB

Menteri Pertanian, Suswono. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Brebes--Komitmen pemerintah memanfaatkan lahan yang terindikasi terlantar untuk pertanian sejak Juli 2012 lalu belum menuai hasil yang memuaskan. Hingga kini, Indonesia masih kesulitan mencapai swasembada kedelai karena keterbatasan lahan.

“Swasembada kedelai memang paling berat di Kementerian Pertanian,” kata Menteri Pertanian Suswono saat berdialog dengan puluhan petani di areal persawahan Desa Sisalam, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Kamis siang, 6 Juni 2013.

Suswono mengatakan, saat harga kedelai masih tinggi, 150 persen lebih mahal dari harga beras, total luas lahan pertanian kedelai di Indonesia mencapai 1,5 juta hektare. Setelah harga kedelai anjlok hingga setara dengan harga beras, luas lahan itu menyusut tinggal 700.000 hektare.

Menteri dari Partai Keadilan Sejahtera itu mengaku sudah berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional untuk menyediakan lahan tambahan sekitar 500.000 hektare. “Tapi sampai sekarang (tambahan lahan itu) belum ada.”

Dari sekitar 7,2 juta hektare yang terindikasi terlantar di Indonesia, baru sekitar 13.000 hektare yang sudah dinyatakan bebas oleh BPN pada Juli 2012. Luas lahan 13.000 hektare itu masih sangat jauh untuk mengimbangi petani kedelai di Amerika.

Selain keterbatasan lahan, swasembada kedelai juga terkendala persaingan harga komoditas lain seperti jagung. Harga jagung pipil kini sekitar Rp 3.000 per kilogram. Jika satu hektare lahan menghasilkan sekitar enam ton jagung pipil, petani bisa mendapat Rp 18 juta.

Alhasil, banyak petani kedelai yang beralih menanam jagung. Sebab, satu hektare lahan hanya mampu menghasilkan sekitar 1,8 ton sampai 3 ton kedelai. Harga kedelai kering sekitar Rp 7.000. “Kondisi ini kian diperparah dengan cuaca yang tidak mendukung,” kata petani kedelai di Desa Sisalam, Idham Kolid, 32 tahun.

Karena hujan tidak kunjung berhenti, Idham mengungkapkan, petani kedelai di Desa Sisalam mengalami gagal panen. Lembabnya cuaca memicu pertumbuhan hama ulat yang menyerang batang tanaman, sehingga satu hektare lahan hanya menghasilkan sekitar satu ton kedelai.

Akibatnya, petani kedelai lebih memilih menjual panennya dengan sistem ijon. Meski keuntungan yang diperoleh lebih kecil, sistem ijon dinilai paling aman daripada menunggu panen tanpa kepastian hasil. “Kami minta pemerintah menstabilkan harga kedelai,” kata Darwinto, petani lain.

Menanggapi hal itu, Suswono mengatakan pemerintah sudah menunjuk Bulog sebagai stabilisator harga kedelai. “Harga kedelai Rp 7.000 per kilogram itu sudah dijamin (stabil).” Ia juga mengimbau petani memanfaatkan kredit ketahanan pangan dan energi yang selama ini masih minim serapannya.

DINDA LEO LISTY

Berita terkait

Sumber Protein Nabati yang Perlu Dimasukkan ke Pola Makan

18 Februari 2024

Sumber Protein Nabati yang Perlu Dimasukkan ke Pola Makan

Meski sumber makanan hewani kaya protein, protein nabati pun baik untuk kesehatan secara umum. Berikut sumber yang sangat baik.

Baca Selengkapnya

Pelengkap Berbagai Masakan, Ini Plus Minus Kecap bagi Kesehatan

19 Januari 2024

Pelengkap Berbagai Masakan, Ini Plus Minus Kecap bagi Kesehatan

Kecap punya manfaat buat kesehatan dan sebaliknya. Sisi positifnya, kecap tinggi antioksidan dan zat-zat antimikroba. Apa negatifnya?

Baca Selengkapnya

Bahaya Ibu Hamil Makan Kedelai Utuh bagi Janin Laki-laki Menurut Dokter Kandungan

18 Januari 2024

Bahaya Ibu Hamil Makan Kedelai Utuh bagi Janin Laki-laki Menurut Dokter Kandungan

Dokter kandungan mengatakan makan kedelai utuh bisa memicu masalah genital pada janin laki-laki. Apa dampaknya?

Baca Selengkapnya

Bos Bulog Beberkan Sejumlah Penyebab Stok Kedelai Sering Langka

11 Januari 2024

Bos Bulog Beberkan Sejumlah Penyebab Stok Kedelai Sering Langka

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan penyebab stok kedelai kerap langka di Indonesia. Apa saja pemicunya?

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Makan Tempe untuk Tubuh

6 Januari 2024

5 Manfaat Makan Tempe untuk Tubuh

Meskipun sering disamakan dengan tahu, tempe memiliki perbedaan manfaat yang signifikan bagi tubuh.

Baca Selengkapnya

Resep dan Cara Membuat Tahu Hoheng yang Sedang Viral

19 Desember 2023

Resep dan Cara Membuat Tahu Hoheng yang Sedang Viral

Tahu Hoheng sedang viral dan ramai diperbincangkan publik, khususnya para pencinta kuliner. Lalu, bagaimanakah resep dan cara membuatnya?

Baca Selengkapnya

3 Resep Masakan Menggunakan Tauco

23 November 2023

3 Resep Masakan Menggunakan Tauco

Tauco terbuat dari kedelai yang setelah direbus diawetkan dengan garam

Baca Selengkapnya

Harga Kedelai Melesat, Produsen Tahu Tempe Minta Pemerintah Atur Pasokan

20 November 2023

Harga Kedelai Melesat, Produsen Tahu Tempe Minta Pemerintah Atur Pasokan

Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, mengatakan tren kenaikan harga kedelai ini akan berlanjut hingga Desember.

Baca Selengkapnya

Ketua Asosiasi Tahu Tempe Beberkan 4 Alasan Meroketnya Harga Kedelai

19 November 2023

Ketua Asosiasi Tahu Tempe Beberkan 4 Alasan Meroketnya Harga Kedelai

Fluktuasi harga kedelai sebenarnya merupakan hal yang wajar setiap tahun, tapi kenaikan harga kedelai tahun ini cukup tinggi.

Baca Selengkapnya

8 Sumber Protein Nabati

26 Oktober 2023

8 Sumber Protein Nabati

Kedelai sumber protein nabati, antara lain tempe dan tahu

Baca Selengkapnya